Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"The Boys", Satir Superhero dengan Kemasan Intrik Politik yang Menggelitik

30 Agustus 2019   18:33 Diperbarui: 31 Agustus 2019   12:20 1443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gulfnews.com
Gulfnews.com
Pun begitu dengan isu kekerasan seksual yang diangkat lewat tokoh The Deep(Chace Crawford), superhero dengan kekuatan bak Aquaman namun memiliki berbagai kasus pelecehan seksual termasuk ke sesama rekan superhero, Starlight(Erin Moriarty). The Deep menjadi gambaran atas over masculinity yang sayangnya kerap menjadikan kaum hawa sebagai korban.

Sementara Starlight sendiri menjadi interpretasi seorang pahlawan yang memperjuangkan hak-hak wanita, namun tertindas hanya karena predikat anak bawang yang disematkan kepadanyan. Namun layaknya sinar terang yang menjadi arti dari namanya, Starlight pun nyatanya memang menjadi secercah sinar yang menjadi harapan di tengah kelompok superhero "amoral" tersebut.

Dengan plot kuat dan pembangunan konflik yang menarik, film ini lantas menyandingkan visual deep & dark ala Zack Snyder, dengan koreo pertarungan yang brutal dan banjir darah khas Tarantino. Menjadikan The Boys sebuah serial superhero berbeda, yang memang diperuntukkan untuk orang-orang dewasa.

Sementara dari karakterisasi, film ini meletakkan para tokohnya baik yang protagonis maupun antagonis di wilayah abu-abu. The Boys nampak membiarkan kita untuk memilih karakter mana yang sejatinya "paling baik".

Comingsoon.net
Comingsoon.net
Karena para superhero amoral yang bisa dibilang menjadi sosok penjahat utama di serial ini pun terkadang bisa sangat baik. Pun begitu dengan karakter yang diperankan Karl Urban dan lainnya yang diproyeksikan sebagai protagonis, justru bisa melakukan tindakan yang lebih jahat dari para superhero tersebut.

Tak ada batasan yang jelas mengenai sisi baik dan buruknya, lantas membuat serial ini sangat menarik karena mampu bergerak dinamis mengikuti segala intrik politik yang saling dilemparkan kedua sisi.

Dimana pada akhirnya, tujuan finalnya lah yang memberikan konklusi atas hal-hal yang sebelumnya mungkin sempat kita anggap jahat ataupun baik.

Sebuah "Antidote" atas Overdosis Film Superhero
Melihat premis yang cukup unik dimana berbagai kritik dan isu sosial yang diangkat kemudian melebur dalam narasi superhero, tentu menjadikan film ini semacam antidote atau penawar racun atas overdosis kita kepada film superhero.

StarTribune.com
StarTribune.com
Tentu kita sadar, menjamurnya berbagai film superhero berbudget raksasa saat ini membuat diferensiasi antar film superhero menjadi bias. Memang film-film tersebut hadir dengan balutan genre yang berbeda seperti rom-com, opera sabun luar angkasa, bahkan supranatural. Namun tak bisa dipungkiri bahwa narasi yang dibawa tetap seputar menghentikan "kiamat" bagi manusia, hanya itu.

Sementara The Boys hadir lebih membumi, dengan konflik yang memang telah menjadi fenomena global saat ini. Musuhnya pun bukan berupa monster atau makhluk aneh, melainkan lebih kepada konflik diri sendiri, lingkungan dan institusi. Ya, mirip dengan Gundala yang membuat konfliknya lebih terasa grounded tanpa embel-embel pemusnahan massal umat manusia.

Comicbook.com
Comicbook.com
Seth Rogen dan ke-21 produser lainnya, juga bersama dengan 8 sutradara yang menggarap masing-masing episode termasuk Dan Trachtenberg(10 Cloverfield Lane, Black Mirror) jelas patut diapresiasi hasil kerjanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun