Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Once Upon a Time in Hollywood" tentang Ambisi, Era Keemasan Hollywood, dan Tragedi Sharon Tate

24 Agustus 2019   18:12 Diperbarui: 25 Agustus 2019   15:57 1352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak hanya itu, Quentin Tarantino pun berhasil menyelipkan berbagai kritikan sosial yang terjadi di masa itu dengan cukup halus. Sehalus dialog yang nampak santai namun ternyata menyimpan pesan yang cukup dalam terkait kondisi sosial politik yang terjadi di masa itu.

Sedikit saran dari penulis, sebaiknya sebelum menonton film ini terlebih dahulu membaca beberapa referensi soal pop culture era 60 dan tragedi Sharon Tate itu sendiri. Agar bisa lebih menikmati dan memahami kejutan apa yang sejatinya disiapkan oleh Tarantino terkait dua hal tersebut.

Penutup

Sumber: Polygon.com
Sumber: Polygon.com
Once Upon a Time in Hollywood memang menyajikan character driven yang solid dengan selingan dark comedy dan beberapa unsur maskulinitas khas Tarantino dengan sangat meyakinkan. Untuk kemudian digabungkannya dengan ciri khas berupa cinematic gore yang muncul dalam timing yang tak terduga.

Deretan cast-nya tidak ada yang mengecewakan meskipun memang porsi mereka di beberapa bagian tak memiliki dampak yang begitu berarti. Seperti penceritaan Sharon Tate misalnya. 

Di mana sejatinya Tarantino bisa bermain-main lebih lagi lewat talenta menjanjikan Margot Robbie, namun sayangnya penampilannya justru sering muncul sekilas, tanpa dialog dan (maaf) tanpa arti.

Hanya saja film ini memang tidak ditujukan untuk semua orang. Bagi yang suka dengan cara bercerita Tarantino, tentu saja akan terpuaskan dengan film ini. Terlebih banyak "selipan" yang memang akan anda ketahui jika sebelumnya rajin menonton karya-karyanya.

Once Upon a Time in Hollywood pada akhirnya menjadi sebuah sajian drama komedi dengan sentuhan satir yang cukup solid. Hanya saja, hasil akhir dari permainan imajinasi liar Tarantino yang menggabungkan unsur fiksi & kejadian nyata tersebut nampak tak sekuat film Tarantino sejenis yaitu Inglourious Basterds. 

Sumber: Esquire.com
Sumber: Esquire.com
Tak mengecewakan dan masih mengundang tepukan riuh pada setiap kejutan yang berhasil disajikan oleh Tarantino, hanya saja film ini kemudian mengakhiri kisahnya dengan cara yang bisa dibilang "kurang Tarantino". 

Entahlah, mungkin Tarantino memang benar-benar ingin mengaplikasikan konsep ending dari sebuah cerita yang diawali dengan perkataan "Once upon a time in.."

Maka 8,5 dari 10 pun kemudian menjadi skor yang diberikan penulis untuk film ini, menimbang dari poin-poin pembahasan yang telah disebutkan di atas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun