Belum lagi adegan ospek yang juga sesuai dengan tradisi anak kampus saat itu. Semuanya berpadu baik dan menghasilkan kilas balik era 90-an yang menyenangkan.
Aktor lain semisal Ricky Harun, Danilla, dan Jennifer Lepas juga mampu memberikan impresi yang baik meskipun durasi tampilnya tak cukup lama. Sementara adegan-adegan milik Anfa Safitri alias Rianto, jelas menjadi scene stealer yang sangat baik di film ini.
Penutup
Sebagai film komedi yang menceritakan lika-liku anak kampus yang mendekati D.O, film ini cukup mampu menghadirkan gelak tawa hebat selama 1 jam 32 menit durasi film berjalan. Namun 1 jam 32 menit itu juga lah yang nyatanya membawa kita ke berbagai penceritaan absurd yang kemudian juga out of focus.
Satir sosial politik yang sejatinya tegas disampaikan di awal film menjadi begitu lemah di pertengahan dan berganti dengan komedi percintaan yang tak ada hubungannya dengan narasi yang coba dibangun sejak awal film. Padahal tema menjaga persatuan dan menerima perbedaan seharusnya masih bisa dikembangkan lagi.
Maka ketika narasi sosial politik kembali coba dihadirkan mendekati akhir film, tentu saja membuat jalan cerita film ini bak wahana niagara di Dunia Fantasi.Â
Naik perlahan untuk kemudian dihempaskan ke bawah dan basah tanpa meninggalkan arti lebih, selain hanya pengalaman menyenangkannya saja yang sesaat juga terlupakan. Menjadi semacam kolase komedi satir yang lucu namun nyaris tanpa arti.
So, yang ingin menyaksikan komedi pengocok perut yang efektif tanpa peduli dengan jalan ceritanya maka film ini bisa jadi pilihan. Namun jika anda tipikal penonton yang mengutamakan jalan cerita, maka film ini bukanlah film yang tepat untuk anda. Karena jalan cerita yang berantakan akan membuat anda pusing menjahit satu demi satu adegan yang terlepas begitu saja.