Tentunya apabila ditayangkan di bioskop nasional, film ini akan menuai pro dan kontra di masyarakat. Dan keputusan menghadirkan film ini ke Indonesia lewat jaringan Netflix nampaknya benar, karena akan mengurangi pro kontra tersebut dan yang pasti soal sensor pada adegan dengan unsur keagamaan layaknya film Hotel Mumbai.
Namun selain segarnya ragam isu sosial yang diangkat, film ini juga tentunya masih menghadirkan deretan aksi komedi yang seru sekaligus mengocok perut. Baik ketika duet antara John Shaft dan JJ Shaft ataupun kolaborasi tiga generasi Shaft, semuanya mampu menghadirkan adegan konyol nan menggelitik.
Adegan aksinya memang tidak memiliki intensitas setinggi John Wick, Taken ataupun Equalizer. Namun dengan ragam aksi sederhana, komikal sekaligus menghibur, membuat kita menunggu-nunggu adegan aksi apa yang selanjutnya akan muncul hingga film selesai nanti.
Hanya Menghibur tak Lebih
Selain itu, sisi emosional yang coba disajikan pun nyatanya tak benar-benar bekerja dengan baik. Chemistry yang dihadirkan Usher dan Jackson memang bekerja baik pada adegan aksi dan celotehan konyol antara anak dan ayah, namun sayangnya hal tersebut tak bekerja baik pada sisi drama yang coba dihadirkan.
Praktis selipan humor Samuel L.Jackson yang konyol di tengah-tengah adegan ciuman anaknya, menyelamatkan momen tersebut heuheuheu..
Alhasil musik dalam film ini begitu segar dan mengasyikkan dengan unsur originalnya yang tetap mampu dipertahankan. Tak percaya, coba saya buka aplikasi streaming musik dan ketik Shaft di kolom pencarian album. Dengarkan musiknya dan siap-siap ketagihan.