Lupakan sejenak Back To The Future ataupun Endgame yang nampak dengan mudahnya menciptakan alat perjalanan waktu dan bermain-main didalamnya. See You Yesterday akan membawamu ke dalam konsep perjalanan waktu yang sekiranya lebih realistis bahkan cenderung memiliki tone gelap dan tak cukup menyenangkan.
Ya, Spike Lee dan Stefon Bristol nampak ingin menggambarkan sisi lain perjalanan waktu yang nampak cukup berbahaya bagi siapapun yang belum siap masuk ke dalamnya. Konsekuensinya terlalu berat apalagi bagi remaja tanggung yang mencoba untuk merubah keadaan masa lalu, demi terciptanya alternatif masa depan yang semula dianggap menyenangkan.
Tentang Rasisme dan Perundungan
Sama halnya seperti film Spike Lee lainnya yang selalu memasukkan 3 unsur utama yaitu kulit hitam, cultural movement dan character driven, See You Yesterday pun demikian. Namun kali ini Spike Lee membungkusnya dengan sajian sci-fi yang cukup berbeda.
Perundungan khususnya terhadap wanita jelas menjadi salah satu poin yang menggerakkan film ini. Seperti kita tahu, wanita cukup sering menjadi korban atas kekecewaan seorang pria yang tak jarang berakhir menjadi target semburan dusta yang merugikan sisi wanita. Hal itu jugalah yang kemudian tergambar dalam hubungan CJ dengan mantan kekasihnya, yang memfitnahnya dengan berbagai macam berita negatif.
Tak hanya itu, CJ dan Sebastian yang berkulit hitam pun kerap menjadi bahan perundungan di sekolah karena dianggap sebagai kutu buku yang aneh. Namun semua hal tersebut menjadi semacam titik balik bagi mereka untuk bisa membuktikan kapasitas dirinya. Mesin waktu yang mereka buat menjadi gambaran atas perlawanan mereka terhadap perundungan yang diterima.
Namun rasisme tetap menjadi poin utama dalam film ini. Rasisme yang kerap terjadi di Amerika hingga saat ini dimana terkadang harus menjadikan remaja sebagai korbannya.