Untuk itulah Paskah hendaknya menjadi momen rekonsiliasi pasca Pemilu yang melelahkan tersebut. Menjadi refleksi diri atas apa yang sudah orang lain bahkan kita lakukan selama ini.Â
Lantas, darimana kita memulainya?
Berhentilah Menghina Sesamamu
Kutipan Alkitab dari Amsal 14 ayat 21 di awal tulisan ini sengaja saya letakkan di awal agar siapapun yang membaca tulisan ini bisa segera menyadari apa akibat dari sebuah hinaan kepada sesama. Maka sudah selayaknya sebutan cebong dan kampret dari kedua kubu segera dihentikan dan kembali kepada ikatan persaudaraan dalam tali kebhinekaan yang erat.
Tak ada gunanya saling menjatuhkan apalagi menghina dengan sebutan seperti itu. Selain terus menyulut api kebencian antar sesama, "pertarungan" kekanak-kanakan tersebut justru semakin membuat diri kita terjebak pada nafsu duniawi yang semu. Tak lagi mengindahkan kedamaian dan toleransi, malah sibuk masuk pusaran keributan yang tak berujung.
Berhentilah mempercayai hoax dan tersulut emosi kepada orang lain yang berbeda agama hanya karena berita yang belum tentu terbukti kebenarannya. Karena bukan saja kita akan menyulut api permusuhan, namun juga menimbun dosa kebencian yang mungkin tak kita sadari.
Taatilah dan Hormatilah Pemimpinmu
Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu-Ibrani 13:17
Nampaknya ayat tersebut sudah berbicara cukup jelas tentang apa yang harus kita lakukan pada para pemimpin kita. Namun nyatanya, gelaran pemilu kali ini lebih sering membuat orang lupa akan konsep taat apalagi menghormati para pemimpin dan berbagai lembaga negara yang menaunginya.Â
Tak hanya menghina capres kedua kubu, hinaan pada Presiden dan jajarannya yang masih aktif pun kerap dilakukan tanpa tedeng aling-aling. Bahkan yang terbaru tuduhan-tuduhan tanpa dasar yang jelas pada lembaga penyelenggaraan pemilu makin kencang disuarakan hingga membuat panik dan khawatir banyak orang.