Memang cloud gaming nampak masih belum menjadi pilihan utama jika melihat tren gim konsol saat ini yang masih mengandalkan device fisik. Namun memang perlu waktu untuk membiasakan diri dengan kemunculan platform tersebut.Â
Sama seperti kala kehadiran album musik digital belum mampu menggeser album fisik bertahun-tahun silam. Namun perlahan tapi pasti, album digital pada akhirnya mampu menggerus industri album fisik di seluruh dunia.
Masih terlalu dini juga jika mengatakan video gim konsol akan mati dan terkalahkan oleh layanan cloud gaming. Namun tentu saja, cloud gaming harus diantisipasi sebagai jawaban akan layanan masa depan video gim yang semakin mudah, nyaman dan murah.
Sekarang tinggal Google yang harus konsisten mengembangkan layanan ini jika tidak mau ambisinya menguasai pasar cloud gaming menguap begitu saja. Sementara bagi Sony, Microsoft dan Nintendo, jelas mereka harus waspada jika tidak mau Playstation, Xbox ataupun Switch hanya menjadi sekadar merk konsol untuk dikenang di masa depan.
Well, menarik melihat masa depan cloud gaming yang akhirnya segera menjadi kenyataan.Â
Selamat datang, Stadia. Salam Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H