Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Pet Sematary", Teror dan Misteri di Balik Kelamnya Pemakaman Hewan

4 April 2019   19:01 Diperbarui: 5 April 2019   20:21 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sinematografer Laurie Rose(Free Fire, Overlord) juga nampak maksimal menghadirkan kengerian pada film ini. Kombinasi pengambilan gambar bergerak serta close up di beberapa adegan teror nampak begitu efektif. Sehingga tentu saja berhasil membuat penonton ikut merasakan kengerian serta trauma akibat teror yang dialami oleh para tokoh film ini.

Empireonline.com
Empireonline.com

CGI yang digunakan untuk menampilkan latar surealis juga digarap dengan baik meskipun memang tidak begitu menghadirkan wow effect. Suasana hutan yang gelap dan berasap nampak begitu meyakinkan untuk menjadi latar teror pada mimpi dr. Creed. Dan pastinya hal tersebut juga berhasil menghidupkan kembali suasana klasik khas film originalnya.

Scoring garapan Christoper Young(The Grudge, Drag Me To Hell) juga berperan penting menghadirkan sisi horror yang semakin maksimal di film ini. Scoring garapannya nampak menyatu dengan tiap adegan teror, sehingga suasana mencekam mampu dihadirkan sejak adegan teror paling soft sekalipun muncul, hingga kemudian berujung pada jumpscare yang maksimal dan mengagetkan.

Pet Sematary dan Konsep Kehidupan Setelah Kematian

Indiewire.com
Indiewire.com

Tak hanya soal kisah menyeramkan yang menjadi trademark karya-karya Stephen King, Pet Sematary nyatanya juga berhasil menyajikan pesan seputar kehidupan setelah kematian. Melalui Pet Sematary, Stephen King tak hanya menyajikan premis sederhana terkait bagaimana jika ada suatu wilayah yang mampu membangkitkan tiap makhluk hidup yang dikubur di tempat tersebut, namun juga terkait pandangannya soal kematian itu sendiri.

"Sometimes dead is better" yang menjadi slogan film ini, tentu saja menjelaskan bahwa terkadang kematian tak selalu memberi dampak negatif bagi kehidupan manusia. Entah bagi yang meninggal ataupun yang ditinggalkan, kematian tentu saja akan menghadirkan pelajaran baru dalam proses kehidupan. Hanya saja, manusia terkadang sengaja menembus batasan tersebut dengan menghadirkan 'kehidupan' baru lewat berbagai medium di sekitar mereka.

Indiewire.com
Indiewire.com

Layaknya penjelasan dr.Creed mengenai metabolisme tubuh yang menjadi semacam 'jam' alami bagi kehidupan manusia, kematian tentu saja menjadi batas akhir perjalanan manusia yang tak bisa dielakkan. Masing-masing manusia memiliki jamnya sendiri dan tiap manusia juga tak akan pernah tahu kapan kira-kira waktu mereka benar-benar berhenti di dunia.

Namun layaknya sebuah benda yang sudah mati dan tak lagi mampu bekerja dengan maksimal ketika diperbaiki atau dihidupkan kembali, maka manusia pun akan mengalami hal yang sama jikalau proses kematian 'diganggu' hanya demi menghilangkan kesedihan sesaat. Untuk itulah, terkadang kematian memang merupakan hal terbaik yang harus terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun