Douglas Booth(Jupiter Ascending)sebagai Nikki Sixx, Iwan Rheon (Game of Thrones) sebagai Mick Mars, Daniel Webber (The Punisher) sebagai Vince Neil, hingga rapper Machine Gun Kelly sebagai Tommy Lee, masing-masing mampu menampilkan penampilan yang cukup mirip dan meyakinkan. Bahkan pada salah satu cuitan media sosial, mantan drummer Dream Theater,Mike Portnoy, memuji penampilan Machine Gun Kelly di film ini yang disebutnya sangat mirip dengan Tommy Lee asli baik gestur tubuhnya maupun cara bermain drumnya.
Dua poin awal tersebut yaitu latar waktu dan penampilan tokoh, tentunya sudah cukup untuk membuat kita terbang ke masa lalu dan mengikuti kisah perjalanan karir mereka sedari awal dengan cukup meyakinkan. Maka dari itu, unsur berikutnya yang tak boleh dilupakan tentu saja kekokohan cerita dan penuturan kisah asli yang aktual.
Sama seperti film biopik pada umumnya, The Dirt memulai kisahnya dengan berfokus pada pentolan band Motley Crue, Frank Carlton atau dikenal dengan sebutan Nikki Sixx. Masa kecil Sixx yang kurang bahagia menjadi alasan bagaimana Ia tumbuh menjadi seorang musisi yang liar dan susah diatur namun di satu sisi juga berkharisma.
Film pun kemudian bertutur dengan dinamika cukup cepat, seperti awal pertemuan Sixx dengan Lee, Neil dan Mars, hingga bagaimana mereka memulai karir dengan penolakan dan anggapan remeh banyak orang.
Pertemuan mereka dengan Ozzy Osbourne hingga menjadi band pembuka dalam konser-konser Osbourne juga tak luput dari penceritaan film ini. Karena seperti kita tahu, Crue dan Osbourne menjadi semacam dynamic duo pada masa itu, dimana jika mereka berdua ada dalam konser yang sama, maka bisa dipastikan tiket akan terjual habis.
Layaknya film biopik pada umumnya juga, film kemudian berutur mengenai jatuh bangun mereka di industri musik hingga pada akhirnya menjadi salah satu legenda musik yang cukup disegani. Tak hanya itu, hubungan personal pun juga dibahas pada film ini meskipun tak begitu kuat.
Namun, film ini juga melakukan pendekatan yang cukup berbeda dengan film biopik musisi pada umumnya. Jika film biopik lebih sering melakukan pendekatan sentimentil lewat kisah naik turun karir atau drama percintaan yang mengharu biru, The Dirt justru tidak seperti itu.
Layaknya bukunya yang berhasil menampilkan realita sisi liar Motley Crue yang membuat pembacanya tak habis pikir dengan kisah mereka, film ini pun mencoba memvisualisasikannya semaksimal mungkin. Bisa dibilang, unsur-unsur pada film dokumenter komedi nan nyeleneh yang cukup terkenal di seluruh dunia, Jackass, menjadi unsur kuat yang berpadu dengan unsur penceritaan khas film biopik pada umumnya.
Meskipun pemberitaan tingkah laku nyeleneh si anak-anak nakal Motley Crue menjadi berita yang cukup hangat pada masa itu, namun mungkin banyak juga yang belum melihat seperti apa kejadian sesungguhnya. Dan lewat film ini kejadian-kejadian aneh tersebut berhasil terekam dan mampu membuat kita geleng-geleng kepala.Â
Satu set tv yang dilemparkan dari balkon hotel hingga merusak mobil yang terparkir di bawahnya, bermain-main dengan urin bersama vokalis yang tak kalah nyeleneh, Ozzy Osbourne, kemudian menyalakan petasan di dalam hotel, hingga kecintaan mereka pada klub striptis, sex dan narkoba, menjadi beberapa contoh bagaimana kenakalan mereka mampu ditampilkan dengan cukup gamblang di film ini. Di satu sisi mungkin banyak adegan yang cukup menjijikkan, tapi itulah fakta si anak-anak nakal Motley Crue.
Dibenci Kritikus, Dicintai Penonton