Highlight kedua adalah munculnya beragam senjata militer dan kendaraan tempur baik yang saat ini sudah ada maupun yang bertema futuristik. Pujian tentu saja ada pada desain Kodiak yang menyerupai robot dengan senapan serbu otomatis di kedua lengannya. Bentuknya mengingatkan kita akan film-film fiksi Hollywood khususnya karakter robot musuh pada film Robocop era 80-90'an.
Hanya saja, entah ini masalah pada sound filmnya atau sound system di bioskop tempat saya menonton, pada adegan jelang akhir film nampak muncul suara yang agak aneh pada dialognya. Cukup menganggu karena sangat terasa jelas perubahannya.
Penutup
Dengan tema besarnya seputar kejahatan penguasa yang mencoba menguasai sumber daya alam dengan rakyat menjadi korban yang kerap dikelabui, tentu menjadikan film ini sebagai film yang cocok disaksikan di tahun politik ini. Sebuah tema relevan yang dibungkus dengan kisah fiktif distopia kota-kota di Indonesia.
Memang film ini masih meninggalkan berbagai kekurangan di sana-sini. Namun dengan proses produksi yang serius, cerita yang segar meskipun tak benar-benar baru, dan berbagai elemen kejutannya di sepanjang film, tentu membuat kita tak ragu memberikan applause akan apa yang coba disajikan segenap kru film ini.
Foxtrot Six saya berikan nilai 8/10 untuk hasil akhirnya yang diluar ekspektasi, pertarungan seru nan brutalnya, dan segala hal teknis yang digarap dengan serius dan berkelas Hollywood.
Oh iya, jangan buru-buru pulang setelah menonton. Ada 2 after credit scene yang nampaknya semakin menegaskan bahwa film ini berpotensi dibuatkan sekuelnya. Ya, jika berhasil secara pendapatan tentunya, heuheu.
Selamat menonton. Salam Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H