Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Foxtrot Six", Aksi Patriotik dalam Pertempuran Brutal, Seru, dan Futuristik

22 Februari 2019   12:35 Diperbarui: 22 Februari 2019   17:30 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Skenarionya bahkan lebih rapi dibandingkan The Night Comes For Us. Setiap adegan berjalan dengan cukup runut meskipun pacenya cenderung cepat. Akibatnya, banyak adegan-adegan yang membutuhkan penjelasan kuat, juatru nampak muncul begitu saja, khususnya pada adegan perkenalan masing-masing anggota militer rekrutan Angga.

Sisi emosional antar karakter pun kurang digarap maksimal. Sehingga pada adegan yang seharusnya bisa memunculkan momen haru atau patriotik, justru terkesan biasa saja dan beberapa diantaranya justru tampil begitu garing.

Medcom.id
Medcom.id
Memang secara jalan cerita film ini tidak ada yang spesial. Hampir mirip dengan film-film sejenis produksi Hollywood juga video gim bertema perang futuristik semisal Rainbow Six dan Call of Duty: Modern Warfare. Bahkan premisnya sangat mirip dengan film Korea Illang: The Wolf Brigade yang tayang di Netflix akhir tahun lalu. Hanya saja bagi Indonesia, tema politik dalam latar futuristik tentu saja menjadi angin segar bagi perfilman Indonesia yang tentunya patut diapresiasi.

Penulisan skenario yang langsung ditulisnya sendiri dalam bahasa Inggris juga menyebabkan film ini begitu otentik dengan film-film militer Hollywood. Begitupun dengan dialog dan humor yang kental dengan kultur Amerika. Maka jelas, apabila dialog film ini kemudian disadur ke bahasa Indonesia, akan menghilangkan esensi dasarnya yang pastinya akan terdengar cukup aneh.

Totalitas ala Hollywood di Segala Sisi

Sejak awal, film ini memang sudah menunjukkan totalitasnya dalam menyajikan rasa yang sama dengan apa yang biasa disajikan oleh Hollywood. Mulai dari jalan cerita, penggunaan dialog yang full English, sinematografer ciamik ala Hollywood, hingga deretan gadget militer futuristik, menjadi beberapa unsur yang semakin menguatkan cita rasa Hollywood di film ini.

Khusus untuk dialog, memang penggunaan dialog full English menjadi hal yang disayangkan banyak orang karena menyebabkan film ini nampak kehilangan identitasnya. Tidak seperti film-film aksi Indonesia lainnya semisal The Raid dan The Night Comes for Us yang tetap mempertahankan bahasa Indonesia dalam filmnya. 

Hanya saja, jika melihat tujuannya untuk masuk ke pasar global yang lebih luas, hal ini sejatinya sah-sah saja. Toh banyak dan sering kita lihat juga film-film produksi Tiongkok, Jepang dan Perancis yang menggunakan dialog full English, padahal itu bukan bahasa asli mereka.

imdb.com
imdb.com
CGI film ini juga tergolong baik dan rapi meskipun tentu saja tidak sehalus film-film Hollywood masa kini. Ya, dengan budget "hanya" 5 juta dollar AS, tentu tidak adil jika disandingkan dengan teknologi CGI Deadpool bahkan Avengers yang menghabiskan dana produksi 500 juta dollar AS misalnya. Tidak apple to apple tentunya.

Namun apa yang ditampilkan film ini sudah lebih dari cukup bahkan cukup outstanding untuk kelas film lokal. Mulai dari CGI yang menunjukkan lanskap Jakarta masa depan, teknologi hologram serta jubah menghilang, semuanya mampu ditampilkan cukup baik.

seleb.tempo.co.id
seleb.tempo.co.id
Untuk adegan perkelahian yang menjadi porsi utama film ini tentu saja menjadi sajian paling menarik. Iko Uwais bersama Uwais Team yang menjadi koreografer film ini, membuat pertarungan nampak seru, natural dan brutal meskipun tidak se-gore The Night Comes For Us. 

Hanya saja, sinematografer Ical Tanjung yang lebih sering berkutat di film horor dan drama, nampaknya agak keteteran ketika adegan close combat berlangsung. Sehingga beberapa adegan pertarungan nampak tidak tertangkap maksimal meskipun hal tersebut tidak menganggu jalannya pertarungan secara keseluruhan.

Highlight

Highlight pertama dari film ini tentu saja ada pada deretan aktornya. Masih menggunakan formula yang sama dengan TNCFU dan dwilogi The Raid yaitu all Indonesian A-Star, menjadikan film ini berpotensi menjadi magnet penonton untuk datang menyaksikan bintang-bintang idola mereka muncul dalam satu frame.

Kumparan.com
Kumparan.com
Apalagi bagi kaum hawa. Tentu tidak mau menyia-nyiakan penampilan gahar Rio Dewanto yang berkelahi dengan bertelanjang dada bukan? Atau mungkin penasaran dengan penampilan misterius dan cool karakter Spec yang diperankan Chicco Jericho? Heuheu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun