Satu hal yang juga menjadi poin terbaik dari film ini adalah sosok Broly yang berbeda dari sebelumnya. Jika pada installment Dragon Ball sebelumnya sosok Broly hanya diceritakan sebagai Saiyan terkuat tanpa ada latar belakang kisah yang kuat, maka dalam Dragon Ball Super: Broly ini kita disajikan hal sebaliknya.Â
Bagaimana akhirnya kemarahan dalam dirinya keluar hingga membuat pandangannya tentang bangsa Saiyan lainnya dalam diri Vegeta dan Goku begitu berbeda, disajikan dengan cukup detail dan lebih make sense. Broly tak serta merta menjadi sosok villain namun memiliki masa lalu yang kelam yang menjadi dasar munculnya kejahatan dalam dirinya. Nampaknya Akira Toriyama ingin membuat Broly mengikuti tren supervillain Hollywood yang memiliki origin story yang kuat.
Simple Namun Menawan
Film ini mampu menggabungkan unsur 2D tradisional khas serial Dragon Ball dengan efek 3D khas tampilan dalam video gim Dragon Ball: Xenoverse. Mungkin bagi sebagian orang yang tak terbiasa dengan efek 3D seperti ini akan merasa aneh, namun memang nampaknya sang sutradara tetap ingin memasukkan jenis efek seperti ini agar sejalan dengan tema pada universe Dragon Ball yang juga meliputi film, serial dan video gim.
Penutup
Tak hanya itu, sedikit kilas balik tentang munculnya Broly, planet Vegeta, pasukan Frieza hingga unsur-unsur pembentuk kisah utama Dragon Ball pun semuanya ditampilkan dalam alur yang pas dan tak terburu-buru. Sehingga penonton awam yang baru menyaksikan franchise Dragon Ball pun akan segera mengerti kisahnya tanpa harus mengikuti serial atau film-film pendahulunya.
Dengan mempertahankan unsur kesederhanaan penceritaan dan surealisme khas anime -setelah selama ini banyak anime cenderung lebih serius dan realistis-, praktis menjadikan film ini hampir sempurna di segala sisi. Tentu saja saya sangat rekomendasikan untuk ditonton minggu ini entah bersama rekan atau anak-anak anda, apalagi jika anda rindu bernostalgia bersama Goku dan kawan-kawan.