Jika pada film The Intouchables kita disuguhi kisah drama komedi yang tone nya lebih kearah kelam, maka The Upside menawarkan tone yang lebih segar dan cerah. Faktor Kevin Hart jelas membuat film ini sangat kental komedinya. Baik komedi satir, sarkas, bahkan slapstick mampu ditampilkan dalam porsi yang sesuai dengan punchline yang maksimal. Maka tak heran, banyak adegan yang mengundang gelak tawa dahsyat dari para penonton.
Namun begitu berbagai elemen penting dari film asalnya tetap dibawa dalam film ini meskipun beberapa adegan mengalami modifikasi. Pun adegan-adegan memorable pada film asalnya tetap dipertahankan seperti adegan pembuka kebut-kebutan menggunakan mobil sport serta adegan ketika Dell lupa mengikat sabuk kala mendudukkan Phillip di kursi rodanya.
Pesan Positif Tentang Persahabatan
Yang membuat The Intouchables pada masa itu begitu terkenal tak lain karena pesan positifnya yang ditampilkan di sepanjang film. Begitupun The Upside, masih membawa pesan yang sama.
Setidaknya ada 3 poin utama yang kemudian dijadikan satu dalam bentuk hubungan persahabatan antara Phillip dan Dell. Persahabatan antar ras, persahabatan beda kelas sosial dan persahabatan tanpa memandang kondisi fisik.Â
The Upside seakan mengirimkan pesan bahwa segala keterbatasan akan mampu diruntuhkan oleh tulusnya persahabatan.
Musik Latar yang Tetap Menggugah
Jika pada film The Intouchables kita disuguhi musik latar berupa deretan lagu-lagu opera klasik serta lagu-lagu milik band Earth, Wind and Fire, maka pada The Upside musik latarnya menggunakan pendekatan yang sedikit berbeda. Musik opera klasik tetap ada, hanya saja musik mainstream nya kali ini datang dari lagu-lagu milik musisi yang lebih beragam seperti Bruno Mars, Walk the Moon, Aretha Franklin bahkan Nat "King" Cole.
Hal tersebut membuat The Upside juga menjadi salah satu film dengan latar musik yang mengasyikkan untuk didengar.
Poin Negatif
Kekurangan pada film ini muncul dari sisi adegan emosional yang kurang digarap dengan baik. Mungkin karena kita terlanjur disuguhi banyaknya adegan komedi pengocok perut sedari awal film, maka ketika ada adegan serius berlangsung khususnya jelang akhir film, cut off nya jadi terasa tidak maksimal.