Sejak awal film yang menggambarkan dirinya berendam dalam bak mandi, celetukan-celetukan nakalnya hingga akting sedih berurai air mata semuanya mampu ditampilkan dengan sangat baik. Bisa dibilang, Fatih Unru lah man of the match film ini.
Selain itu, tingkah konyol dan norak karena mengalami lompatan ekonomi yang cukup tinggi juga mampu ditampilkan dengan cukup lucu dan menggemaskan.Â
Bagaimana Ibu yang nampak norak melihat harga makanan di sebuah resto mewah, atau betapa mereka rela menghamburkan uang untuk membeli 3 mini cooper padahal tidak ada yang bisa menyetir, semuanya mampu ditampilkan dengan unsur komedi yang pas.
Sinematografi yang Detail
Pun detail lingkungan sekitar rumah mereka yang berupa gang sempit mampu ditampilkan dengan cukup aktual seperti adanya anak-anak bermain bola, tukang sate, bahkan ibu-ibu yang sedang menyapu halaman depan rumahnya. Tak lupa, Padri mempercantiknya dengan kombinasi aerial shoot yang ciamik dan diplot dengan sesuai.Â
Pesan tentang kehangatan keluarga yang digambarkan pada adegan di meja makan ketika mereka masih hidup sederhana dan ketika mereka mulai kaya raya, mampu menjadi turning point yang cukup baik. Bagaimana berubahnya suasana meja makan juga diimbangi dengan berubahnya tone dari hangat ke arah yang lebih temaram.
Poin Negatif
Di adegan A, Refal tampil sebagai barista. Sementara di adegan lainnya tampil sebagai pembersih kaca gedung, bahkan di penguburan Bapak tampil sebagai tukang gali kubur. Nampaknya Banyu memang merupakan gambaran Omnipresence yang sebenarnya, heuheuheu.
Kesimpulan