Untung saja James McAvoy tampil brilian di film ini. Sehingga sedikit menutupi kekecewaan akan harapan terkait garangnya karakter Mr.Glass dengan pikiran out of the box-nya di film ini.
Namun, tetap saja hal itu tak lantas membuat kita terpuaskan akan misteri dan gebrakan baru Mr.Glass yang diharapkan hadir lebih banyak di film ini.
Sisi Teknis yang Begitu BaikÂ
Meskipun memiliki kekurangan dari sisi kekokohan cerita, namun Glass tertolong dengan sisi teknis yang cukup baik. Sinematografer Mike Gioulakis yang sebelumnya juga terlibat dalam film Split nampak mampu mempertahankan tone kelam yang dibawa sejak film Unbreakable.Â
Bahkan untuk adegan yang melibatkan sosok The Beast, nuansa horrornya sangat terasa dan menghadirkan kengerian yang cukup efektif.
Hasilnya, nuansa kelam nan menegangkan tak hanya muncul saat adegan yang melibatkan The Beast saja, namun juga ketika masing-masing manusia super tersebut berurusan dengan konfliknya sendiri.
Penutup
Sepertiga film yang nampak membosankan ditambah plot hole yang bertebaran, menjadikan Glass sebagai babak akhir yang nampak kurang maksimal. Untuk sebuah konklusi kisah yang ditunggu hampir 20 tahun, Glass jelas sangat dibawah ekspektasi.
Tapi apakah filmnya sangat buruk? Tentu saja tidak. Glass masih bisa dinikmati dan menjadi salah satu film tentang manusia super yang berbeda dengan film superhero mainstream yang bertebaran saat ini.Â