Bayangkan diri anda berada dalam satu ruangan dimana semuanya terkunci dan tertutup hingga hanya menyisakan beberapa clue untuk anda pecahkan. Jika benar, maka pintu akan terbuka untuk menuju ruangan selanjutnya. Namun jika salah, siap-siap benda apapun bisa bergerak atau berubah menjadi sesuatu untuk membunuh anda. Mengerikan bukan?
Itulah premis yang coba dibangun dari sebuah film thriller awal tahun berjudul Escape Room yang disutradari oleh sutradara Insidious: The Last Key, Adam Robitel.Â
Dibintangi oleh deretan bintang muda Hollywood potensial seperti Deborah Ann Woll(Daredevil Series, True Blood) dan Taylor Russel(Lost in Space, Dawn a Dark Hall), menjadikan Escape Room sebagai film thriller pembuka awal tahun yang nampak cukup menjanjikan.
Sinopsis
Kubus tersebut ternyata memiliki surat didalamnya, dimana terlebih dahulu si penerima harus memecahkan teka-teki rumit yang dimiliki kubus ini hingga terbuka dan mengeluarkan lembar suratnya.
Keenam orang yang menerima kubus berisi surat ini adalah Amanda(Deborah Ann Woll), Zoey(Taylor Russel), Mike(Tyler Labine), Ben(Logan Miller), Benny(Nick Dodani) dan Jason(Jay Ellis). Mereka tertarik menerima undangan ini karena merasa tertantang dengan jenis permainan baru yang seru ini, dimana pemenangnya diiming-imingi hadiah sebesar 10,000 USD.Â
Sekilas nampak sederhana karena pemain hanya perlu melewati berbagai rintangan untuk menuntunnya ke berbagai ruangan selanjutnya dan mencapai garis finish. Namun ternyata, semuanya terjadi di luar ekspektasi mereka.
Ruangan tempat pertama kali mereka berkumpul pun ternyata merupakan ruangan yang sudah di atur menjadi babak awal permainan ini. Di ruangan tersebut mereka belum menyadari betapa berbahayanya permainan ini, hingga di ruangan selanjutnya ajal menjemput salah satu dari keenam pemuda tersebut. Merasa ada yang salah, merekapun semakin berusaha untuk menyelamatkan diri dan mencari tahu siapa dalang dari semua ini.
Namun ternyata, semua rangkaian rintangan dalam ruangan tersebut menuntun mereka pada sebuah fakta dan ingatan masa lalu yang kelam. Masa lalu yang sejatinya tabu untuk mereka ungkit kembali hingga berhasil menciptakan konflik di antara mereka. Lalu siapakah sebenarnya dalang dari semua ini?
Misteri dan Teka-teki yang Menghibur
Film ini berhasil menghadirkan deretan thriller penuh misteri dan teka-teki di setiap ruangannya hingga membuat kita menginginkan lebih lagi. Membuat setiap kita berkata dalam hati "ayo, tantangan menakutkan apalagi setelah ini?"
Bisa dibilang Escape Room ini menyajikan film perpaduan antara SAW, The Game, The Cube dan Game Night. Bagaimana sebuah kelompok anak muda terjebak dalam sebuah permainan kematian, namun mereka sendiri belum menyadarinya di awal hingga maut sendiri yang kemudian menyadarkan mereka. Tak lupa, sisi psikologis masing-masing karakter juga menjadi salah satu bumbu yang kemudian mempengaruhi setiap keputusan dan tindakan yang kelak mereka ambil.
Hanya saja dibanding SAW, Escape Room ini masih menjadi film yang ramah dan tak terlalu banyak mengumbar darah yang menjijikkan. Film yang memiliki rating PG-13 di Amerika ini memang menyajikan adegan thriller yang menegangkan tapi masih menghibur dan cukup aman untuk dinikmati semua orang kecuali anak-anak.
Teknis Film yang Cukup Baik
Satu hal yang cukup menjadi perhatian di film ini tentu saja properti set nya. Bagaimana sebuah ruangan bisa bergerak, jatuh, berputar bahkan menghadirkan beragam benda penyebab kematian lainnya, mampu ditampilkan dengan sangat rapih dan detail. Layaknya sebuah survival game di dunia nyata, kita pun turut larut mencari clue di tiap ruangan yang disambangi dalam film.
Sinematografi film ini juga cukup baik dengan camera movement yang mengingatkan kita akan film horor Lights Out. Wajar saja karena Marc Spicer yang duduk di kursi sinematografer film ini, adalah orang yang sama yang menggarap sinematografi Lights Out dan Furious 8.
Hanya saja Taylor Russel dan Logan Miller yang didapuk sebagai pemeran utama film ini, justru tidak menghadirkan performa terbaik mereka. Taylor Russel yang diceritakan sebagai anak jenius justru terlihat nampak kurang jenius dan cenderung menjadi karakter protagonis yang cenderung sama dengan protagonis di film thriller lainnya. Bahkan perannya di serial Lost in Space, justru jauh lebih terasa dan mengena dibanding perannya pada film ini.
Poin Negatif
Pengembangan kisah masing-masing karakternya pun terkesan numpang lewat saja, sehingga segala konflik dan emosi yang muncul terkait masa lalu mereka justru terasa hambar dan tidak terlalu mengena. Begitupun terkait siapa dalang utama permainan ini, tidak pernah diungkap secara jelas. Nampaknya sang sutradara sengaja membiarkan hal ini demi potensi sekuel di masa depan apabila film ini meraih kesuksesan.
Penutup
Jika anda penggemar film thriller yang menghadirkan adegan menegangkan namun minim cipratan darah, maka film ini sangat cocok bagi anda. Tak perlu berpikir keras, cukup duduk dan nikmati filmnya. Niscaya, segala pusing-pusing yang disebabkan perkerjaan kantor atau banyaknya cicilan sejenak hilang berkat adrenalin yang naik selama film berlangsung heuheu. Tapi ingat, jangan ajak anak-anak menonton film ini ya.
Bagi yang ingin menonton, catat baik-baik tanggalnya. Escape Room tayang di bioskop mulai 11 Januari 2019. Selamat menonton Kompasianer !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H