Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Escape Room", Teka-teki Mematikan dalam Permainan Bertahan Hidup

7 Januari 2019   23:00 Diperbarui: 8 Januari 2019   17:14 1149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bustle.com
Bustle.com
Sebenarnya apa sih esensi dari sebuah film thriller penuh teka-teki? Tentu saja sebuah rangkaian misteri yang menakutkan tapi menghibur bukan? Nah, poin-poin tersebut ternyata cukup berhasil disajikan oleh film Escape Room ini.

Film ini berhasil menghadirkan deretan thriller penuh misteri dan teka-teki di setiap ruangannya hingga membuat kita menginginkan lebih lagi. Membuat setiap kita berkata dalam hati "ayo, tantangan menakutkan apalagi setelah ini?"

Bisa dibilang Escape Room ini menyajikan film perpaduan antara SAW, The Game, The Cube dan Game Night. Bagaimana sebuah kelompok anak muda terjebak dalam sebuah permainan kematian, namun mereka sendiri belum menyadarinya di awal hingga maut sendiri yang kemudian menyadarkan mereka. Tak lupa, sisi psikologis masing-masing karakter juga menjadi salah satu bumbu yang kemudian mempengaruhi setiap keputusan dan tindakan yang kelak mereka ambil.

Slashfilm.com
Slashfilm.com
Adegan aksinya pun cukup seru dan mengasyikkan untuk disaksikan. Tidak original memang, hanya saja tidak basi juga untuk sebuah film thriller psikologis yang baru dirilis di tahun 2019 ini. Semuanya disajikan dengan porsi yang cukup dan sesuai hingga menghadirkan rentetan adegan yang menyenangkan untuk disaksikan.

Hanya saja dibanding SAW, Escape Room ini masih menjadi film yang ramah dan tak terlalu banyak mengumbar darah yang menjijikkan. Film yang memiliki rating PG-13 di Amerika ini memang menyajikan adegan thriller yang menegangkan tapi masih menghibur dan cukup aman untuk dinikmati semua orang kecuali anak-anak.

Teknis Film yang Cukup Baik

Satu hal yang cukup menjadi perhatian di film ini tentu saja properti set nya. Bagaimana sebuah ruangan bisa bergerak, jatuh, berputar bahkan menghadirkan beragam benda penyebab kematian lainnya, mampu ditampilkan dengan sangat rapih dan detail. Layaknya sebuah survival game di dunia nyata, kita pun turut larut mencari clue di tiap ruangan yang disambangi dalam film.

Sinematografi film ini juga cukup baik dengan camera movement yang mengingatkan kita akan film horor Lights Out. Wajar saja karena Marc Spicer yang duduk di kursi sinematografer film ini, adalah orang yang sama yang menggarap sinematografi Lights Out dan Furious 8.

Deborah Ann Woll (Collider.com)
Deborah Ann Woll (Collider.com)
Deborah Ann Woll yang pertama kalinya memerankan tokoh mantan veteran yang tentunya menghadirkan banyak adegan aksi di sepanjang film ini, mampu menyajikan penampilan terbaiknya. Tentunya hal ini patut diacungi jempol mengingat sebelumnya kita hanya mengetahui berbagai perannya sebagai wanita berhati lembut dan cenderung lebih ke karakter yang menggunakan otaknya dibanding fisiknya.

Hanya saja Taylor Russel dan Logan Miller yang didapuk sebagai pemeran utama film ini, justru tidak menghadirkan performa terbaik mereka. Taylor Russel yang diceritakan sebagai anak jenius justru terlihat nampak kurang jenius dan cenderung menjadi karakter protagonis yang cenderung sama dengan protagonis di film thriller lainnya. Bahkan perannya di serial Lost in Space, justru jauh lebih terasa dan mengena dibanding perannya pada film ini.

Poin Negatif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun