Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"The Man From The Sea", Kisah Laut dan Keajaibannya Pasca Tsunami Aceh

14 Januari 2019   18:34 Diperbarui: 14 Januari 2019   18:57 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

The Man From The Sea juga menyajikan visual dan sinematografi yang memukau. Adegan pembuka yang menggambarkan sang tokoh utama terdampar dengan teknik pengambilan gambar jarak jauh untuk kemudian ditransisi ke aerial shoot, mampu menjadi sajian pembuka yang cukup dramatis. Juga di beberapa adegan yang menggunakan kamera handheld, nampak menjadi visual yang cukup unik karena ditampilkan layaknya rekaman amatir. 

Mubi.com
Mubi.com
Tone warna yang dipilih pun sangat lembut, sehingga mampu menghasilkan suasana nyaman dan tenang dalam menyaksikan film ini. Apalagi banyak adegan di film ini yang memaksimalkan potensi alam Aceh mulai dari pantai, air terjun hingga pegunungan. Sehingga visual yang dihasilkan pun memang sangat maksimal dan menggugah. Ditambah adegan klimaks yang mindblowing, menjadikan film ini sangat baik dalam memvisualisasikan adegan surealisnya.

Poin Negatif

Dialog antara aktor Jepang dan Indonesia menjadi salah satu poin negatif di film ini selain jalinan antar adegan yang nampak tak konsisten dan bertransisi dengan kasar. Mungkin karena orang-orang Jepang di film ini "dipaksa" berbahasa Indonesia, menjadikan ritme dialognya nampak lambat dan memiliki blank space kala adegan berlangsung. 

Deretan dialognya jadi nampak seperti dialog drama khas anak sekolahan. Hanya saja ketika dialog antar sesama aktor Indonesia atau antar sesama aktor Jepang muncul, dialog kembali menjadi normal dan sangat baik.

Thejakartapost.com
Thejakartapost.com
Tak bisa dipungkiri, Koji Fukada memang nampak hanya ingin bermain-main dengan konsep lautnya, tanpa memberikan sebuah pesan yang jelas. Hal ini juga diperkuat dari keterangan pers nya yang ingin membuat judul film ini Umi no Tawamure atau "bermain-main dengan laut" pada awalnya. 

Hal ini berimbas pada potongan-potongan adegan yang nampak tidak menyatu dan bertransisi dengan kasar, layaknya cerita pendek yang berjalan sendiri-sendiri. Satu-satunya benang merah di film ini adalah Laut itu sendiri beserta usaha orang-orang disekelilingnya dalam mencari tahu siapa Laut dan apa yang dilakukan dia sebenarnya. Namun nampaknya adegan yang tak tuntas dan menggantung ini memang sengaja dibuat sang sutradara untuk menjaga agar filmnya tetap misterius.

Sementara latar tragedi Aceh justru hanya menjadi semacam tempelan saja di film ini. Tak ada penjelasan lebih jauh soal hubungan Laut dan tragedi Aceh, selain penggambaran betapa terlukanya warga Aceh atas kejadian yang menimpa mereka bertahun-tahun silam. Itupun hanya ditampilkan sekilas di awal film.  Sementara di sisa film, tragedi tsunami Aceh nampak menguap begitu saja.

Penutup

Duniaku.net
Duniaku.net

The Man From The Sea memang bukanlah film yang akan disukai banyak orang. Apalagi jika anda merupakan tipe penonton yang menyukai film dengan kesimpulan yang jelas. Namun bila anda tipikal penonton yang menyukai akhir film yang penuh pertanyaan dan membiarkan penonton berimajinasi tak terbatas serta memiliki kekuatan di penggambaran masing-masing karakternya, maka film ini sangat cocok bagi anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun