Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Into The Spider Verse", Berayun bersama Spider-Man Lintas Semesta

14 Desember 2018   10:33 Diperbarui: 14 Desember 2018   10:37 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

mashable.com
mashable.com

Yang membuat Into The Spider-Verse menjadi adaptasi kisah Spider-Man terbaik tak lain karena memiliki ide cerita yang segar, unik sekaligus menghibur. Into The Spider-Verse mencoba jujur dalam menghadirkan kisah Spider-Man yang komikal dengan memasukkan berbagai versi karakter ikoniknya.

Konsep multi semesta memang bukan hal baru di dunia komik superhero. Baik DC maupun Marvel memang memiliki konsep ini untuk mendukung berbagai versi alternatif dari kisah-kisah superhero mereka. Sehingga mereka tetap bisa berkreasi tanpa mencederai lini masa kisah utamanya. Hanya saja, konsep seperti ini memang cenderung sulit diaplikasikan ke dalam sebuah film karena berpotensi menimbulkan kebingungan khususnya di kalangan penonton awam.

Namun di film ini, dengan cerdasnya trio sutradara Bob Persichetti, Peter Ramsey dan Rodney Rothman meramu kisah multi semesta yang cukup rumit menjadi sebuah narasi yang mudah dicerna dan menyenangkan. Gaya penceritaan khas komik membuat siapapun yang menonton film ini akan mudah mengerti dan bisa menerima konsep Spider-Man lintas semesta meskipun belum pernah membaca komiknya sebelumnya.

Bahkan film ini pun menyelipkan berbagai pesan positif tentang kehidupan. Etos dan semangat kerja bisa ditemui pada gambaran Peter Parker versi usia 26 tahun. Sedangkan kemalasan dan kesalahan penerapan strategi kehidupan harus dihindari agar tidak menjadi versi Peter Parker usia 40 tahunan yang gemuk, tak memiliki semangat hidup serta gagal dalam membina hubungan dengan MJ.

Tak lupa, perpaduan komedi cringe serta slapstick yang muncul di sepanjang film, mampu membuat seisi bioskop tertawa terbahak-bahak. Apalagi komedi di film ini juga banyak menyindir film Spider-Man versi live action sebelumnya.

Visualisasi Komik yang Mengagumkan

Bbc.co.uk
Bbc.co.uk

Hal lain yang menjadi poin utama sebuah film animasi tentu saja pada jenis animasi yang digunakan. Dan film ini menggunakan pendekatan animasi yang cukup segar yaitu dengan menggabungkan CGI modern dengan sentuhan ala grafis lawas khas komik. 

Bagi yang pernah bermain gim garapan Telltale Games atau menonton film animasi Netflix berjudul White Fang, pasti akan terbiasa dengan jenis animasi seperti ini. Hanya saja, Into The Spider-Verse memang jauh lebih baik, halus dan mengagumkan.

mashable.com
mashable.com
Animasi di film ini bagaikan visualisasi hidup lembaran halaman buku komik. Bahkan di beberapa adegan yang melibatkan perkelahian atau ledakan, turut disertai bubble text seperti "Pow!","Booom","Ouch" dan sebagainya. Namun anehnya, hal-hal komikal yang ditampilkan seperti itu justru tidak terasa janggal melainkan cukup unik dan mengundang decak kagum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun