Maklum saja, selama ini film-film superhero selalu memodifikasi kostumnya agar lebih relevan dengan selera penonton masa kini. Sehingga kehadiran Aquaman yang tetap menghadirkan elemen klasik dianggap sebagai sesuatu yang segar dan cukup berani.
Jason Momoa Terlahir untuk Menjadi Aquaman
Dan di film ini, pujian tersebut nampak semakin terbukti. Penampilan kharismatik Jason Momoa yang mampu menghidupkan sosok Aquaman yang disegani di lautan serta gahar dalam berbagai pertarungan, membuat dirinya seperti terlahir untuk memerankan karakter ini.Â
Perannya sangat ikonik seperti kala kita melihat Robert Downey Jr dengan Iron Man-nya, atau Gal Gadot dengan Wonder Woman-nya. Jika di masa depan peran Aquaman jatuh ke tangan orang lain, rasanya akan menjadi PR yang sangat sulit bagi Warner Bros mengingat kesuksesan Momoa menghidupkan karakter ini.
Film Superhero yang Dibutuhkan DC
Tidak seperti banyak orang yang menganggap film-film DCEU menuai kegagalan dari berbagai sisi, bagi saya pribadi film-film DCEU memang memiliki warnanya tersendiri. Kisah Batman yang kelam atau Superman yang menjadi mesias bagi umat manusia tentu tidak bisa disajikan dengan pendekatan komedi khas Marvel.
Kalaupun terjadi, mungkin jadi agak sedikit mengganggu penggambaran dewatanya Superman seperti yang coba dilakukan Marvel pada karakter Thor di Thor: Ragnarok.
Maka hadirnya Aquaman dengan tone yang lebih ringan dan cerah memang dibutuhkan DC untuk mengimbangi gelapnya tone pada dua karakter utama mereka sebelumnya. DC butuh Aquaman untuk menghadirkan pengalaman mengasyikkan dalam menyaksikan deretan aksi heroik superhero mereka dengan tidak terus menerus menyajikan kisah serius nan gelap.
Pendekatan komedi di Aquaman yang lebih ke arah komedi cringe juga merupakan keputusan yang tepat. Mengingat sosok berkharisma sang dewa laut tetap harus dipertahankan namun juga tetap harus menebarkan kelucuan di beberapa adegan agar tidak terlalu kaku.Â