Sejak muncul pertama kalinya sebagai cameo di film Batman v Superman: Dawn of Justice kemudian tampil bersama Batman, Superman dan Wonder Woman dalam mengalahkan Steppenwolf di film Justice League, kini Aquaman diberikan kesempatan unjuk gigi dalam film solo terbarunya. Film ini juga merupakan visualisasi pertama Aquaman di layar lebar sejak pertama kali komiknya dipublikasikan di tahun 1941.
Digarap oleh sutradara James Wan yang dikenal publik lewat film-film blockbuster-nya seperti dwilogi The Conjuring, Furious 7 dan Insidious, Aquaman menghadirkan petualangan bawah laut yang seru dan tidak boleh dilewatkan begitu saja. Aquaman hadir untuk menjawab keraguan banyak orang akan film-film superhero DC yang dianggap melenceng jauh dari pakem asalnya.
Sinopsis
Melihat kebaikan Thomas dalam merawat dirinya setiap hari, menyebabkan sang ratu akhirnya jatuh cinta. Mereka pun saling mencintai hingga akhirnya lahir Arthur Curry di tengah-tengah mereka.
Suatu kejadian menyebabkan sang ratu harus kembali ke Atlantis demi keselamatan Thomas dan Arthur. Arthur Curry (Jason Momoa) yang dalam perkembangannya sadar bahwa dia memiliki kemampuan yang berbeda dari manusia biasa, mulai mendapatkan banyak pelajaran dari seorang abdi kerajaan yang diutus ibunya yaitu Vulko (Willem Dafoe). Vulko mempersiapkannya untuk bisa bertarung di masa depan.
Pertemuannya dengan Mera (Amber Heard) yang merupakan anak dari raja Nereus (Dolph Lundgren) serta tunangan dari raja Orm (Patrick Wilson) yang merupakan adik tiri Arthur Curry, akhirnya membawa fakta baru yang cukup meresahkan.Â
Orm ingin menyatukan 7 kerajaan di Atlantis untuk melawan manusia di daratan akibat perbuatan jahat manusia terhadap laut. Arthur dan Mera pun harus bersatu untuk menghalau rencana jahatnya tersebut. Sementara Mera dan Vulko juga berjuang untuk menyadarkan Arthur bahwa dialah yang pantas menyandang status raja Atlantis.
Visual Megah dan Mengagumkan
Sepintas kita seperti disajikan visualisasi Asgard-nya Thor namun dengan pendekatan bawah laut. Warna-warni neon dari ubur-ubur dan biota laut lainnya yang membentuk semacam bangunan di Atlantis juga membuat negeri tersebut nampak indah, fresh dan berbeda dari yang selama ini ditampilkan dalam film-film superhero lainnya. Tak lupa, deretan monster dan negeri-negeri lainnya di bawah laut juga ditampilkan dengan sangat mengesankan.
Maklum saja, selama ini film-film superhero selalu memodifikasi kostumnya agar lebih relevan dengan selera penonton masa kini. Sehingga kehadiran Aquaman yang tetap menghadirkan elemen klasik dianggap sebagai sesuatu yang segar dan cukup berani.
Jason Momoa Terlahir untuk Menjadi Aquaman
Dan di film ini, pujian tersebut nampak semakin terbukti. Penampilan kharismatik Jason Momoa yang mampu menghidupkan sosok Aquaman yang disegani di lautan serta gahar dalam berbagai pertarungan, membuat dirinya seperti terlahir untuk memerankan karakter ini.Â
Perannya sangat ikonik seperti kala kita melihat Robert Downey Jr dengan Iron Man-nya, atau Gal Gadot dengan Wonder Woman-nya. Jika di masa depan peran Aquaman jatuh ke tangan orang lain, rasanya akan menjadi PR yang sangat sulit bagi Warner Bros mengingat kesuksesan Momoa menghidupkan karakter ini.
Film Superhero yang Dibutuhkan DC
Tidak seperti banyak orang yang menganggap film-film DCEU menuai kegagalan dari berbagai sisi, bagi saya pribadi film-film DCEU memang memiliki warnanya tersendiri. Kisah Batman yang kelam atau Superman yang menjadi mesias bagi umat manusia tentu tidak bisa disajikan dengan pendekatan komedi khas Marvel.
Kalaupun terjadi, mungkin jadi agak sedikit mengganggu penggambaran dewatanya Superman seperti yang coba dilakukan Marvel pada karakter Thor di Thor: Ragnarok.
Maka hadirnya Aquaman dengan tone yang lebih ringan dan cerah memang dibutuhkan DC untuk mengimbangi gelapnya tone pada dua karakter utama mereka sebelumnya. DC butuh Aquaman untuk menghadirkan pengalaman mengasyikkan dalam menyaksikan deretan aksi heroik superhero mereka dengan tidak terus menerus menyajikan kisah serius nan gelap.
Pendekatan komedi di Aquaman yang lebih ke arah komedi cringe juga merupakan keputusan yang tepat. Mengingat sosok berkharisma sang dewa laut tetap harus dipertahankan namun juga tetap harus menebarkan kelucuan di beberapa adegan agar tidak terlalu kaku.Â
Hasilnya, komedi tetap efektif dan ditampilkan dalam porsi yang sesuai dan tidak berlebihan layaknya komedi pada Avengers ataupun Thor: Ragnarok.
Oh iya, sebutan Master of Horror yang disematkan untuk James Wan juga ikut dibuktikan dalam film ini. Adegan serbuan Trench yang merupakan makhluk laut ganas ke kapal yang ditumpangi Arthur dan Mera mampu menghadirkan sisi horor yang mencekam.Â
Dari mulai serbuan si makhluk ganas tersebut hingga usaha Aquaman untuk kabur sekaligus menghalau mereka mampu dihadirkan dalam adegan yang cukup intens dan menegangkan.
Scoring yang Mengasyikkan
Pendekatan musik untuk Aquaman memang lebih mengarah ke era 80-an dengan unsur elektronik yang kental. Mungkin banyak yang menyamakan film ini jadi nampak seperti Thor: Ragnarok.Â
Namun bagi saya pribadi, melihat dunia bawah laut dengan nyala lampu yang terang benderang serta warna-warni neon yang memukau disertai iringan musik elektronik, justru mengingatkan saya akan film klasik Tron yang seru dan menyenangkan.
Pesan Bagi Dunia untuk Menjaga Laut
Kemarahan raja Orm terkait perusakan laut yang dilakukan manusia hingga menyebabkan amarahnya memuncak untuk membinasakan manusia, jelas merupakan pesan untuk manusia agar segera memanfaatkan laut sebagaimana mestinya sebelum laut itu sendiri memuntahkan kemarahannya. Sebuah pesan yang cukup dalam dan sesuai dengan kondisi saat ini.
Penutup
Kekurangan film ini hanya ada pada durasi yang terlampau panjang yaitu 2 jam 23 menit. Juga dua karakter penjahat yang nampak tidak terlalu kuat dan fokus. Keduanya pun memiliki motivasi yang hampir sama dalam usahanya melenyapkan Aquaman.Â
Raja Orm ingin memusnahkan Aquaman karena dianggap sebagai penyebab kematian ibu mereka sementara Black Manta ingin Aquaman lenyap karena dianggap telah sengaja membunuh ayah angkatnya.
Namun begitu, Aquaman telah berhasil menghadirkan sosok superhero yang segar dengan dunia bawah lautnya yang benar-benar mengagumkan. Apalagi untuk ukuran superhero yang tidak terlalu dikenal sebelumnya, kehadiran filmnya kali ini nampaknya memang berhasil menjadi salah satu film superhero yang dicintai siapapun.
Aquaman nampak menjadi titik terang bagi kelanjutan masa depan film superhero DC. Lupakan DCEU yang mungkin dianggap gagal, karena di film ini pun sama sekali tidak menyinggung eksistensi DCEU sebelumnya kecuali perihal pertarungan melawan Steppenwolf. Maka dari itu, sambutlah Aquaman yang tampil memukau dan sangat segar ini.
Selamat menonton Kompasianer !
Salam Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H