Jack Mulligan merupakan politisi korup yang ingin mencoba mempertahankan kekuasaan keluarganya di kota Chicago yang sudah bertahan selama puluhan tahun, sementara Jamal Manning yang seorang kulit hitam merupakan lawan yang coba meruntuhkan kekuasaan Mulligan dengan menghalalkan segala cara termasuk membunuh orang-orang yang dianggap menghalangi jalannya menuju kursi panas pemerintahan.Â
Pertarungan keduanya pun banyak diisi dengan isu rasial, pendekatan dengan pemuka agama untuk melancarkan aksinya, serta kampanye penuh janji manis. Kondisi yang relevan dengan dunia perpolitikan Amerika yang juga nampak (ehem)Â relevan dengan Indonesia saat ini.
Teknis Film yang Mengagumkan
 Sisi teknis film ini memang tak perlu diragukan lagi. Naskah yang dikerjakan McQueen bersama Gillian Flynn (Gone Girl) sangat kuat pada pendalaman karakter, sehingga membawa kita ikut menyelami tiap konfliknya. Pun sinematografer Sean Bobbitt (12 Years a Slave, Hunger, Oldboy), nampak sudah mengenal dengan baik visi McQueen.
Pun dari sisi scoring tak perlu diragukan lagi karena ada nama Hans Zimmer (The Dark Knight Trilogy, Interstellar) yang duduk di kursi departemen musik. Hanya saja beberapa scoring nampak familiar dengan scoring pada film-film garapan Christopher Nolan.Â
Entah memang hanya mirip atau memang Hans Zimmer turut memasukkan scoring yang pernah diproduksinya ke dalam film ini. Tidak buruk, hanya saja jadi terasa tidak begitu segar.
 Selain Viola Davis yang sukses memerankan sosok pemimpin para janda ini, Michelle Rodriguez pun berhasil mencuri perhatian berkat kesuksesan dirinya memerankan peran di luar zona nyamannya. Peran sebagai wanita tangguh dan brutal yang kerap diperankannya, justru berpindah tangan ke Cynthia Erivo.
Disini Michelle justru berperan lebih anggun dan bijaksana layaknya seorang wanita dewasa yang realistis. Namun begitu, keduanya berhasil menyajikan peran yang luar biasa di film ini.Â
Penutup
Widows jelas berhasil menyajikan sebuah film penuh intrik politik, kritik sosial serta mengangkat isu yang relevan dengan keadaan saat ini. Tema kesetaraan gender dan ras yang diangkat, sukses menjadi poin penting dalam pengembangan cerita film ini.
Perlawanan terhadap stereotip janda pun berhasil dirajut dengan rapih sejak awal film dan ditutup dengan adegan pamungkas yang menggetarkan serta menghadirkan plot twist yang mengejutkan.