Janda Carlos, Linda (Michelle Rodriguez), janda Florek, Alice (Elizabeth Debicki) serta dibantu oleh Belle (Cynthia Erivo) sebagai supir mereka, kemudian bergabung bersama Veronica untuk menjalankan sebuah rencana perampokan.Â
Para janda yang tidak memiliki pengalaman merampok ini pada akhirnya menuntun mereka pada banyak kejadian yang tak terduga. Kejadian yang pada akhirnya membuka mata Veronica dan janda lainnya terkait fakta dibalik aksi perampokan yang dilakukan suami mereka.
Film Perampokan dengan Unsur Drama yang Kuat
Steve McQueen melakukan pendekatan yang lebih mendalam pada unsur dramanya dibanding adegan aksi penuh ledakan. Dengan cerdas McQueen meramu sisi emosional para janda menjadi rangkaian kejadian yang menguatkan alasan mereka untuk melakukan aksi perampokan yang sebelumnya tak pernah mereka lakukan atau pikirkan.
Pembuka film yang dimulai dari adegan romantis antara Veronica dan Harry yang kemudian saling berpotongan/intercut dengan adegan kejar-kejaran antara polisi dan komplotan Harry, menjadi sebuah adegan singkat nan emosional yang mampu menjadi penjelasan yang cukup untuk menggambarkan bagaimana saling mengasihinya mereka berdua.
Pun pada adegan intercut lain yang menggambarkan si cantik Alice dengan suami kasarnya atau Linda dengan kehidupan wiraswasta bersama suaminya yang nampak harmonis, sudah cukup menjadi dasar kisah yang bisa ikut diselami bersama penonton film ini.
Dengan kata lain, film ini membiarkan penontonnya untuk ikut masuk ke dalam kisah penuh intrik dan emosi sebelum benar-benar disajikan konklusi utama di akhir cerita. Mirip dengan apa yang dilakukan McQueen pada 12 Years a Slave 5 tahun lalu.
Isu Rasial, Intrik Politik dan Kritikan Stereotip Janda di Sepanjang Film
Veronica yang percaya bahwa misi perampokan yang dilakukan para janda ini tidak akan dicurigai kepolisian karena mereka wanita, menjadi sebuah sindirian halus terkait stigma bahwa wanita tidak mungkin melakukan pekerjaan yang selama ini identik dengan laki-laki. Pun Alice yang coba melawan karena kerap menjadi korban KDRT dari suami bahkan mendapatkan "wejangan" untuk menjual diri oleh ibu kandungnya sendiri sepeninggal suaminya, menjadi realita yang diangkat terkait kondisi lemah janda atau wanita yang kemudian kerap dimanfaatkan tubuhnya saja.
Penggunaan latar kota Chicago yang menggantikan London pada serial aslinya pun merupakan sebuah kritikan sosial terkait kehidupan politik Amerika. Seperti kita tahu Chicago-Style Politics merupakan frasa negatif yang dikenal dunia terkait maraknya aksi KKN di kota Chicago yang marak terjadi sejak tahun 1920 bahkan hingga kini.Â
Bahkan frasa ini pun sempat digunakan oposisi untuk menyerang Barrack Obama di pemilu 2008 dan 2012 lalu, dimana Obama diketahui hidup di kota Chicago sejak tahun 1985 dan dipercaya ikut membawa gaya politik korup tersebut ke gedung putih.