Bisa dibilang Ralph Breaks the Internet membawa gabungan keseruan nostalgia pop culture ala film Ready Player One dan Pixel ke dalam sebuah film animasi CGI. Tentunya hal ini tidak hanya membawa keseruan bagi generasi Y atau Z saja yang menyaksikan film ini, namun generasi X yang menemani putra-putrinya pun bisa bernostalgia terhadap parade budaya pop yang luar biasa melimpah tersebut.
Pengenalan Internet Dasar untuk Anak-anak
Pujian patut diberikan pada sutradara Phil Johnston dan Rich Moore serta penulis skrip Pamela Ribon (dikenal lewat film Moana). Mereka bertiga tak hanya berhasil menyajikan sebuah film petualangan dunia maya yang cukup segar dengan bumbu jokes yang efektif dalam tiap adegan, namun juga berhasil menyederhanakan unsur-unsur dasar pada internet hingga bisa dengan mudah diterima anak-anak.
Mungkin banyak orangtua yang kesulitan menjelaskan kepada anak-anaknya apa itu spam, ad blocker, virus, hingga bagaimana sebenarnya cara kerja wifi hingga kita bisa terhubung dengan dunia internet yang sangat luas. Melalui film ini nampaknya para orangtua tak perlu kesulitan lagi karena semuanya dijelaskan secara sederhana di film ini lewat berbagai karakter pendukung dan adegan yang menggambarkan suatu proses dalam internet.
Pesan yang Kuat dalam Tiap Adegan
Dari mulai pertemuan Vanellope dengan deretan princess legendaris Disney yang memberikan banyak pesan penting seputar isu rasial, feminisme dan girl power hingga karakter Yesss (Taraji P. Henson) si kepala algoritma yang membuka pemahaman Ralph akan dunia maya, semuanya disajikan dengan penyampaian yang sederhana namun memiliki arti yang cukup kuat.
Termasuk peringatan Yesss akan bahayanya komentar warga net di media sosial yang bisa membuat si pembacanya bisa merasa tersanjung berlebih bahkan seketika juga membuat pembacanya sakit hati karena komentar warga net yang bak pedang bermata dua. Sebuah peringatan yang cukup sederhana namun cukup kuat dalam sebuah kalimat;
"Don't ever read the comments"
Tata Musik yang Apik