Selain itu, film ini juga menunjukkan betapa Coldplay bukan hanya sekedar band namun juga keluarga. Terlihat dari bagaimana dekatnya hubungan antar personil dan kru bahkan tetap awet bekerjasama selama 20 tahun karir mereka.Â
Konflik-konflik yang ditampilkan pun tidak didramatisir layaknya konflik pada film biopik musisi ala Hollywood.Â
Karena ini film dokumenter, konflik disini memang ditampilkan apa adanya dan lebih nampak layaknya konflik pada sebuah rumah tangga. Yang meskipun anggota keluarganya dilanda konflik besar, selalu ada alasan untuk pulang.
Tangan Dingin Mat Whitecross
Sutradara spesialis film dokumenter yang meraih banyak penghargaan internasional khususnya pada film dokumenternya yang berjudul The Road to Guantanamo yang mengisahkan dua orang beragama muslim yang dipenjara di Guantanamo pasca tragedi 9/11, Â tanpa ada alasan apapun. Juga film dokumenter Oasis: Supersonic yang membahas lebih dekat kehidupan para personil band asal Manchester tersebut.
Mat Whitecross yang juga merupakan kerabat dekat para personil Coldplay, paham benar seperti apa pribadi masing-masing personil Coldplay dan apa keinginan mereka terhadap film ini.Â
Sehingga dari kedekatannya itulah, film ini lahir sesuai representasi sang sutradara sekaligus sahabat tersebut.Â
Film yang menggiring setiap penontonnya untuk ikut terlibat dalam perjalanan 20 tahun Coldplay layaknya seseorang yang mendengarkan setiap cerita dan menjadi saksi hidup kisah sukses sahabatnya sendiri.
Formula inilah yang membuat 1 jam 55 menit waktu tayang film dokumenter ini terasa begitu cepat. Mengalirnya cerita dari masing-masing personil yang membawa sudut pandang baru tiap penceritaannya, jelas membuat kita nyaman duduk menyaksikan.Â
Apalagi ditambah potongan-potongan video konser mereka di Sao Paulo dan Buenos Aires yang begitu megah, tentu semakin memanjakan tiap mata yang menyaksikannya.