Memang untuk ukuran Muse, album ini terhitung lebih soft dan ngepop dibanding album-album mereka sebelumnya. Namun di sisi lain, album ini sama sekali tidak menghilangkan ciri khas Muse layaknya Maroon 5 di album terbaru mereka.
Singkat kata, kita tidak akan bingung untuk mengidentifikasi Muse dengan musik barunya meskipun kali ini lebih elektronik.
Album Pertama Tanpa Produser Musik Rock
Unsur pop dan kesan retro album ini tak lepas dari pengaruh produser album mereka yang kali ini rekam jejaknya lebih banyak menggarap musik pop dan RnB dibanding rock. Bahkan ini pertama kalinya Muse bekerjasama dengan produser lagu-lagu pop dan RnB.
Cover Album yang Artistik
Nuansa elektronik album ini juga diperkuat dengan desain album yang cukup futuristik. Menggabungkan warna-warni neon serta kolase foto personil dan berbagai karakter yang nampak seperti pada film-film science fiction, tentu semakin menambah suasana layaknya dunia virtual reality.
Desain covernya mengingatkan kita akan desain poster film Tron,Ready Player One dan setial tv Stranger Things. Hal itu dikarenakan adanya campur tangan desainer poster serial tv Stranger Things yang ikonik, Kyle Lambert.
Penutup
Pada akhirnya Simulation Theory berhasil memberikan warna baru bagi Muse tanpa menghilangkan ciri khas mereka. Meskipun bukan album terbaik mereka serta tidak adanya nomor lagu yang benar-benar langsung mencuri perhatian layaknya lagu lawas mereka seperti Hysteria, Time is Running Out dan Plug in Baby, namun gebrakan Muse ini patut dinikmati.
Mau tidak mau, siap tidak siap, inilah Muse dengan tampilan baru yang lebih segar. Muse yang tetap nge-rock namun juga tak lupa bermain di ranah looping dan programming.Â
Jadi, selamat mendengarkan dan menikmati komposisi elektronik yang kental. Dan nikmati sensasi berkelana ke dunia virtual bersama Muse.