Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"The Night Comes for Us", Ambisius, Brutal dan Penuh Aksi Mendebarkan

24 Oktober 2018   01:37 Diperbarui: 24 Oktober 2018   15:21 2444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kembali sineas Indonesia membawa nama harum bangsa lewat film. Setelah beberapa waktu lalu kita disuguhi film horor terbaru karya Joko Anwar berjudul A Mother's Love yang ditayangkan secara eksklusif di HBO dan tergabung dalam serial bertajuk Folklore, kali ini kita disuguhi film bergenre action yang juga dipuji berbagai kritikus tanah air dan luar negeri.

Ya, The Night Comes for Us (TNCFU) merupakan judul film terbaru garapan Timo Tjahjanto yang dirilis tanggal 19 Oktober lalu. Film ini merupakan film ketiga Timo Tjahjanto setelah V/H/S 2 dan Sebelum Iblis Menjemput yang penyutradaraannya tidak bersama dengan Kimo Stamboel atau yang biasa disebut dengan "The Mo Brothers". Namun kali ini Kimo Stamboel juga tetap berperan dengan duduk di kursi produser bersama Mike Willuan.

Entertainment.kompas.com
Entertainment.kompas.com
Film ini juga merupakan film original Netflix pertama yang berasal dari Indonesia. Tentu sangat membanggakan mengingat Netflix merupakan layanan streaming film nomor 1 di dunia. Dan kehadiran konten asli dari Indonesia di layanan streaming yang bisa diakses hampir di seluruh dunia ini, tentu saja semakin memperkokoh nama Indonesia di kancah perfilman dunia.

Karena ini merupakan film asli atau original Netflix, tentu saja film ini hanya ditayangkan di layanan streaming Netflix. Tapi tenang, bagi yang belum tahu cara mengaksesnya, pada akhir tulisan ini akan saya informasikan caranya.

Film ini bisa disebut film all star-nya Indonesia. Bagaimana tidak, deretan aktor dan aktris kelas A membanjiri film ini. Sebut saja nama Joe Taslim, Iko Uwais, Dian Sastrowardoyo, Hannah Al Rashid, Revaldo, Zack Lee, Abimana Aryasatya, Shareefa Danish, Dimas Anggara, Morgan Oey, dan Julie Estelle. Bagaimana? Masih kurang bertabur bintang kah?

Tentu dengan segudang artis kelas A seperti itu, sangat menarik perhatian penonton Indonesia untuk menyaksikan film original Netflix pertama dari Indonesia ini.

Lalu apakah dengan segudang bintangnya, film ini mampu menjawab ekpektasi? Akan saya ulas pada tulisan kali ini.

Sinopsis

Austinchronicle.com
Austinchronicle.com
Ito (Joe Taslim) adalah salah satu anggota gangster elit bernama "The Six Seas" yang dimiliki organisasi bernama Triad. Ketidakmampuannya menembak anak kecil bernama Reina(Asha Kenyeri Bermudez) pada salah satu misi pembantaian suatu desa, membuat Ito menyelamatkan anak tersebut dan memberontak dari kawanannya.

Kepergiannya bersama Reina ke Jakarta pada akhirnya membuatnya kembali reuni dengan kelompok lamanya yaitu Fatih(Abimana Aryasatya), Bobby Bule(Zack Lee) dan Wisnu(Dimas Anggara). 

Namun ternyata tidak hanya reuni yang ditemui oleh Ito. Pemimpin lokal Triad yang ada di Jakarta bernama Chien Wu(Sunny Pang) bersama anak buahnya, bersiap memburu Ito dan menghabisinya bersama dengan kawan-kawannya akibat pemberontakannya. Chien Wu pun meminta bantuan Arian(Iko Uwais) yang merupakan sahabat Ito untuk membantu menemukannya. Pertempuran pun tidak dapat dielakkan.

Koreografi Apik dan Memukau

Polygon.com
Polygon.com
Hal yang membuat film ini mendapat review positif baik dari dalam negeri maupun luar negeri tentu saja ada pada koreografi pertarungannya. Pertarungannya sangat intens, brutal bahkan seperti tidak diberikan kesempatan untuk bernafas saat menyaksikannya. Bagi yang sudah menyaksikan The Raid & The Raid 2 dan mengatakan adegan aksinya rapat, brutal dan cepat, percayalah TNCFU lebih dari itu.

Pujian patut diberikan kepada Iko Uwais yang juga merupakan salah satu koordinator aksi di film ini, karena arahan koreografinya mampu direpresentasikan dengan sangat baik di depan kamera. Adegan aksi cepat, intens, dan dibarengi dengan cipratan darah dimana-mana menjadikan film ini terlihat sangat brutal namun memukau di satu sisi.

Sinematografi yang Memikat

Gunnar Nimpuno(kitabisa.com)
Gunnar Nimpuno(kitabisa.com)
Kali ini nama Gunnar Nimpuno yang patut diacungi jempol. Sinematografer yang sudah malang melintang di berbagai film nasional berkualitas seperti Modus Anomali, Sokola Rimba dan Pendekar Tongkat Emas, kembali menunjukkan tajinya di film ini.

Bermain dalam mode widescreen pada adegan pertarungan yang melibatkan banyak karakter, jelas membuat visualisasi pertarungan nampak nyata dan artistik. Pun permainan kamera yang diletakkan di belakang punggung tokoh utama pada beberapa pertarungan juga menjadi sajian yang cukup unik, dimana kita bisa melihat pertarungan dari sudut pandang orang pertama.

Variety.com
Variety.com
Adegan-adegan dengan kadar artistik tinggi pun bertebaran di sepanjang film. Seperti salah satu tokoh yang keluar dari kepulan asap layaknya Darth Vader pada Star Wars, mengokang senjata di tengah-tengah orang yang terbakar, bahkan transisi adegan pada ruangan berbeda yang terlihat seperti menyatu, ditampilkan dengan sangat baik. Beberapa adegan pertarungan dan efek darah yang keluar pun nampak nyata dan tentunya berhasil membuat orang "ngilu" kala menyaksikan film ini.

Scoring yang Menawan

Ada nama Fajar Yuskemal dan Aria Prayogi di sisi komposer untuk musik latar. Duo komposer yang beberapa waktu lalu juga dilibatkan pada film Netflix lainnya garapan sutradara The Raid, Gareth Evans yang berjudul Apostle ini, mampu menampilkan deretan musik latar yang seru dan juga kelam.

Musik latarnya sangat mampu membangun situasi mencekam dan tentunya turut meningkatkan intensitas pertarungan yang brutal dan cepat.

Deretan Bintang Papan Atas Indonesia

Seperti yang sudah saya sebutkan di atas, film ini diisi oleh deretan bintang papan atas Indonesia. Namun begitu, tidak semuanya menunjukkan performa yang memorable di film ini meskipun bisa dibilang semuanya menampilkan penampilan terbaiknya. Mungkin karena saking banyaknya bintang, jadi tidak fokus mengembangkan cerita tiap-tiap tokoh.

Bagi saya yang mencuri perhatian di film ini adalah akting dari Revaldo, Zack Lee, Abimana Aryasatya, Hannah Al Rashid dan Dian Sastrowardoyo. Bukan berarti Joe Taslim dan Iko Uwais tidak mencuri perhatian, namun dua aktor tersebut yang sudah dikenal bagus baik di dalam maupun luar negeri ini rasanya tidak perlu diragukan lagi kemampuan, karisma, serta adegan pertarungannya.

Id.bookmyshow.com
Id.bookmyshow.com
Revaldo sangat mampu memerankan tokoh Yohan yang merupakan psikopat amatiran. Lupakan sejenak perannya sebagai Rangga di serial AADC bertahun-tahun yang lalu, Revaldo di film ini akan membuat siapapun yang menontonnya terheran-heran.

Revaldo jelas menunjukkan kelasnya sebagai aktor bertalenta di film ini dengan menjadi karakter psikopat yang menyebalkan. Saya acungi dua jempol untuk perannya.

Zack Lee yang selama ini lebih sering menjadi tokoh antagonis yang hampir tidak memiliki dialog dalam beberapa film, juga menunjukkan kelasnya disini.

Perannya sebagai Bobby Bule yang kuat, pelindung grupnya, dan loyal terhadap teman-temannya mampu ditampilkan dengan sangat baik. Bahkan momen pertarungan terakhirnya sangat memorable dan cukup menyentuh.

Indiewire.com
Indiewire.com
Abimana, jelas tidak perlu diragukan lagi. Kemampuan aktingnya jelas benar-benar mampu mengalirkan berbagai spektrum kesedihan, kesabaran, cinta dan kemarahan dalam tempo yang cukup singkat. Sangat luar biasa peran dari Abimana di film ini.
Tribunnews.com
Tribunnews.com
Sedangkan duo Hannah Al Rashid dan Dian Sastrowardoyo sebagai gangster lesbian, jelas mampu menghadirkan performa terbaik mereka di film ini. Dian Sastrowardoyo yang terbiasa memerankan karakter yang "cewek banget", benar-benar menyajikan sesuatu yang berbeda di film ini.

Dian dan Hannah menjelma menjadi gangster yang cantik namun mematikan di satu sisi. Kapan lagi melihat Dian Sastro babak belur dihajar Iko Uwais bukan?

Kekurangan Film

Duniaku.net
Duniaku.net
Dengan berbagai poin positif film ini, tidak bisa dipungkiri film ini juga memiliki kekurangan, salah satunya adalah pengembangan karakter yang kurang maksimal. Dari berbagai film yang disutradarai baik oleh Timo Tjahjanto sendiri maupun Mo Brothers, pengembangan karakter merupakan PR yang masih menghantui film-film garapan mereka.

Kita seakan hanya disuguhi adegan aksi yang intens dan memukau namun dengan pengembangan karakter yang nampak stagnan, datar dan kurang mendapatkan sisi emosionalnya.

Yang kedua adalah masih banyaknya plot hole di film ini serta munculnya beberapa adegan yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan jalan cerita keseluruhan. Namun entah apakah itu memang disengaja demi memberi ruang pada sekuelnya kelak atau memang ada miss pada produksinya.

Pembuka Konten Original Indonesia di Netflix

Tidak bisa dipungkiri, kehadiran TNCFU merupakan pembuka bagi konten original Indonesia lainnya untuk didistribusikan via layanan streaming Netflix. Apalagi jika film ini sukses, dijamin Netflix akan lebih bersemangat menghadirkan konten original dari Indonesia di dalam katalog filmnya.

Katalog film Indonesia di Netflix(screenshot pribadi)
Katalog film Indonesia di Netflix(screenshot pribadi)
Sebelum TNCFU rilis, Netflix sebenarnya sudah menyediakan katalog beberapa film Indonesia yang nantinya akan terus ditambah tiap bulannya. Namun dengan adanya TNCFU, diharapkan menjadi titik awal bagi para sineas tanah air untuk membuat karya terbaik agar kelak dilirik Netflix.

Bagaimana Menyaksikannya?

Karena film ini merupakan film asli Netflix, tentu saja jalan satu-satunya adalah menyaksikan lewat layanan Netflix ini.

Meskipun dalam pantauan saya film ini sudah tersedia di beberapa situs download dan streaming film ilegal, namun alangkah baiknya jika kita menyaksikan dari sumbernya langsung. Selain legal, dengan menonton film TNCFU di Netflix tentu akan meningkatkan jumlah viewernya dan mendukung proyek trilogi "The Night" benar-benar dapat direalisasikan.

Laman Muka Netflix(screenshot)
Laman Muka Netflix(screenshot)
Layanan Netflix memang berbayar yaitu mulai dari Rp 109.000,-. Namun jika hanya ingin menyaksikan film TNCFU ini silakan menggunakan fasilitas 30 hari free trial yang disediakan Netflix. Tinggal ikuti saja langkah-langkahnya hingga proses input kartu debit atau kredit berlogo visa, akun pun seketika jadi. Tenang, walaupun di awal kita harus memilih biaya berlangganan, namun biaya langganan tidak akan di charge selama masa uji coba berlangsung.

Apabila sudah berhasil membuat akun, kita pun bisa langsung mematikan pilihan berlangganan kita agar tidak ditagih ketika masa uji coba usai. Setelah itu, kita pun tetap bisa memanfaatkan masa uji coba gratis 30 hari dengan menonton sepuasnya. Jadi, tetap bisa menyaksikan TNCFU bukan? Hehe.

Dan perlu diingat, apabila anda pengguna layanan internet telkom atau telkomsel maka layanan Netflix tidak akan bisa dibuka karena terblokir. Sedangkan provider lainnya tidak ada masalah dengan Netflix. Kecuali anda mau repot sedikit dengan memanfaatkan layanan VPN pada laptop atau smartphone anda untuk menembus layanan Netflix yang diblokir tersebut.

Penutup

Liputan6.com
Liputan6.com
Pada akhirnya The Night Comes for Us menyajikan sebuah film aksi bertaraf Internasional. Begitu ambisius proyek Timo Tjahjanto ini sampai-sampai menyajikan adegan penuh aksi yang brutal tanpa sensor. Dengan mudahnya kita melihat isi perut berceceran, daging terlepas, hingga darah kental berlumuran di tubuh serta lantai di sepanjang film.

Meskipun hadir dengan berbagai kekurangan disana sini, nyatanya The Night Comes for Us menyajikan standar baru film action yang membuka mata dunia.

Coba saja ketikkan kata kunci "The Night Comes for Us Review" di mesin pencari Google, maka akan muncul begitu banyaknya kritik positif mengenai film ini dari berbagai situs review dan kritik film dunia.

Jika anda penggemar rating film, di rottentomatoes.com film ini diberi rating 85% dengan audience score sebesar 91%, serta di iMdb.com diberikan nilai 7.4/10.

Jadi, tidak ada alasan untuk tidak menyaksikan film ini bukan? 

Dan silakan luangkan waktu sebentar untuk registrasi Netflix, pilih filmnya, duduk santai di rumah, dan saksikan 2 jam penuh aksi brutal yang seru dan menegangkan. Tapi ingat, jangan sampai anak kecil dan ibu hamil menyaksikan film ini, karena adegan-adegan ultra violence bertaburan di sepanjang film.

Selamat menonton. Dukung terus perfilman nasional. Salam Kompasiana !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun