Sejak di bangku sekolah dasar, kita semua pasti sudah mengenal nama Neil Armstrong beserta Buzz Aldrin dan Michael Collins yang merupakan trio manusia pertama di bulan. Bahkan mungkin kita justru hanya mengenal si manusia pertama di bulan, Neil Armstrong dibandingkan kedua temannya karena seringnya nama Neil Armstrong disebut dalam berbagai pertanyaan tugas dan ujian kala itu.
Namun layaknya kisah-kisah keberhasilan berbagai tokoh dunia lainnya, kita pun hanya mengetahui kulit luarnya saja serta hasil dan pencapaian mereka tanpa mengetahui sulitnya proses yang mereka hadapi hingga menjadi tokoh besar yang mempengaruhi perkembangan dunia berkat pencapaiannya.
First Man merupakan film yang menceritakan lika-liku si manusia pertama di bulan, dari sejak awal mengikuti proyek NASA hingga akhirnya menjadi salah satu orang yang ikut menancapkan tonggak sejarah dunia. Dengan kata lain, First Man menyajikan sisi lain Neil Armstrong yang emosional dan jarang diketahui publik.
Tentang First Man
Atau coba tonton La La Land, alih-alih memberikan cerita akhir yang bahagia, Damien justru membelokkan akhir cerita yang sebenarnya tidak diinginkan penonton karena sangat emosional.
Hal itu terbukti sejak awal film dimulai, dimana film diawali bukan dengan adegan pembuka yang megah atau awal bahagia. Justru adegan pembukanya langsung menggambarkan kegagalan salah satu penerbangan Neil Armstrong dan penggambaran dirinya yang bak robot dan tidak fokus pada apa yang dilakukannya saat itu.
First Man dibintangi oleh aktor dan aktris yang sudah tidak asing  lagi di kancah perfilman hollywood yaitu Ryan Gosling (Neil Armstrong), Claire Foy (Janet Armstrong), Jason Clarke (Ed White)  serta Corey Stoll (BuzzAdrin).
Sinopsis
Berbekal pengalamannya di lapangan itulah, pada akhirnya Neil diterima NASA untuk bergabung dalam proyek perjalanan ke bulan. Satu demi satu tes pun berhasil dilewati Neil Armstrong. Namun di balik semua itu, nyatanya tetap ada yang mengganjal dalam hatinya yang tidak bisa berlalu begitu saja.
Kematian anaknya karena kanker serta kematian teman-temannya pasca berbagai kegiatan uji coba, memengaruhi fokus dan emosinya. Namun di sisi lain, hal tersebut juga membuatnya semangat untuk menuntaskan misinya ke bulan. Misi Neil jelas merupakan langkah kecil baginya, namun merupakan lompatan besar bagi umat manusia.
Ryan Gosling Menunjukkan Kelasnya
Pendalaman dan perkembangan karakternya di film ini mampu ditampilkannya dengan baik sehingga memunculkan kharisma yang nampak nyata dari seorang Neil Armstrong.Â
Adegan yang paling memorable tentu saja saat adegan Neil menangisi anaknya yang meninggal. Selama beberapa menit kita disuguhi perubahan wajah Ryan Gosling dari yang menunjukkan raut wajah kuat, menjadi berkaca-kaca, hingga akhirnya pecah air mata sejadi-jadinya. Ryan Gosling sangat natural memerankan karakter ini.
Sinematografi dan Scoring yang Megah
Seperti dikutip dari The Verge, Linus berhasil menampilkan efek grainy layaknya film dokumenter lawas pada film ini, berkat penggunaan format film campuran yaitu 16mm dan 35mm, untuk kemudian dipadu dengan format IMAX pada beberapa adegan yang membutuhkan cakupan serta detail yang lebih luas, seperti contohnya pada adegan menjejakkan kaki di bulan. Jelas hal tersebut menghasilkan visualisasi yang unik pada film ini.Â
Linus Sandgren juga pandai mengganti pola pergerakan kamera. Misalnya ketika di dalam pesawat, maka kamera akan lebih banyak di belakang Neil Armstrong, sehingga kita juga turut merasakan bagaimana point of view Neil Armstrong kala itu.Â
Kamera close up juga sering digunakan Linus untuk menampilkan adegan yang membutuhkan sisi emosional yang tinggi dari tokoh utamanya. Intinya, permainan kamera Linus seakan mampu merepresentasikan suasana seperti apa yang ingin ditampilkan pada film.
Kontroversi Jelang Rilis Filmnya
Meskipun dibanjiri dengan kritik positif pada pembukaan festival film Cannes yang lalu, nyatanya film ini juga menuai kontroversi  di dalamnya. Hal tersebut dikarenakan absennya adegan penancapan tiang bendera Amerika di bulan oleh astronot Buzz Aldrin. Padahal adegan ini merupakan peristiwa penting yang tercatat dalam buku sejarah dunia.
Padahal, baik sang sutradara maupun Ryan Gosling sudah membuat pernyataan resmi bahwa adegan penancapan tiang bendera Amerika dihilangkan guna menjadikan film ini universal dan berfokus hanya kepada Neil Armstrong saja, bukan kepada masa perang dingin antara Amerika Serikat dan Soviet. Dimana kita tahu, prosesi penancapan bendera di bulan adalah bentuk pembuktian kedigdayaan Amerika di masa perang dingin kala itu.
Kekurangan
Beberapa pihak pun sudah meramalkan bahwa film ini akan membawa pulang banyak piala di ajang Oscar 2019 nantinya. Tak tertutup kemungkinan juga memenangi kategori paling tinggi, Best Picture.
Hanya saja memang di beberapa adegan terasa kurang dalam pengembangan skripnya. Sehingga agak mengambang penyelesaian akhir di beberapa adegannya. Lompatan waktu pun terasa terlalu cepat sehingga perubahan-perubahan di beberapa karakter pendukungnya terasa kurang maksimal.
Hubungan sang tokoh utama dengan anak-anaknya serta teman-teman astronotnya juga sejatinya kurang digarap maksimal. Sehingga pada momen-momen yang seharusnya bisa menggambarkan emosional yang tinggi, justru dieksekusi dengan hambar berkat pengembangan karakter pendukung yang stagnan.
Penutup
Apalagi bagi yang menyukai film berlatar angkasa luar seperti Apollo 13, 2001: A Space Oddyssey, Gravity, dan Interstellar, film ini jelas tidak boleh dilewatkan begitu saja. Visualisasi yang indah pada film ini membuat siapapun betah menonton meskipun durasinya cukup lama yaitu sekitar 140 menit.
Bagi yang memiliki anak usia sekolah, dampingilah anak anda menyaksikan film ini. Dijamin akan banyak pengetahuan yang didapatnya selain dari cerita yang tertera di buku pelajarannya.
Oh iya, film ini juga tersedia dalam format IMAX. Jadi saran saya, cobalah tonton film ini di bioskop yang menyediakan layar IMAX, karena pasti akan mengeluarkan kualitas visual yang lebih megah dan lebih baik dari versi standar.
Jadi, sudah siap dibuat kagum akan jalan cerita, visual dan scoring yang megah dalam film ini?
Selamat menikmati perjalanan sang astronot ke bulan. Salam kompasiana.
Skor : 8/10
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H