Kedai kopi yang satu ini sejatinya sudah tidak asing lagi bagi para penikmat kopi tanah air khususnya yang berdomisili di kota Yogyakarta. Terlebih bagi yang sudah menonton film Ada Apa Dengan Cinta 2, pasti semakin tidak asing lagi dengan kedai kopi yang satu ini.
Ya, kedai kopi tersebut bernama Klinik Kopi. Didirikan di tahun 2013Â oleh pasangan suami istri yang dikenal dengan panggilan Mas Pepeng dan Mbak Pipit, kedai ini menawarkan konsep yang berbeda dari yang ditawarkan oleh kedai kopi modern yang tersebar di berbagai penjuru ibukota.
Bila tren kedai kopi saat ini lebih mengunggulkan fasilitas kedai kopi seperti akses wifi yang cepat, spot foto yang instagramable, sampai jenis kursi yang nyaman untuk diduduki berjam-jam namun terkadang melupakan kualitas sajian kopi itu sendiri, Klinik Kopi justru kebalikannya.
Namun untuk urusan sajian kopinya, Klinik Kopi menjadi tempat yang tepat bagi para penikmat kopi yang rindu akan jati diri kedai kopi yang sebenarnya.
Tidak ada mesin espresso disana. Yang ada hanya filter coffee dengan beragam single origin yang disangrai sendiri. Jadi jangan harap kita akan menemukan sajian kopi espresso based.Â
Konon, mas Pepeng sudah mengoleksi lebih dari 30 single origin yang berasal dari seluruh Indonesia. Sebuah angka yang fantastis, mengingat dalam proses mendapatkannya mas Pepeng kerap terjun langsung untuk mendapatkan produk yang berkualitas.
Ada beberapa poin yang menjadi perhatian saya kala berkunjung ke klinik kopi. Akan saya bahas pada tulisan dibawah ini. Namun sayang, saya tidak sempat berfoto banyak di lokasi karena hari sudah malam dan penerangannya kurang baik untuk berfoto. Jadi, beberapa foto di tulisan ini saya ambil dari berbagai sumber di internet, laman instagram Klinik Kopi dan juga dokumentasi pribadi yang tidak terlalu banyak.
Letak yang "Tidak Wajar"
Jam bukanya pun cukup singkat untuk ukuran kedai kopi. Hanya 4 jam setiap harinya, yaitu dari jam 4 sore hingga 8 malam.