Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Terima Kasih Kadonya dan Tetaplah Membumi Garuda Asia

12 Agustus 2018   00:00 Diperbarui: 12 Agustus 2018   00:20 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertandingan final piala AFF U-16 telah usai, menghadirkan timnas Indonesia sebagai juara pada perhelatan piala AFF U-16 di tahun 2018 ini. Gelar juara ini merupakan yang pertama bagi Indonesia setelah prestasi tertinggi sebelumnya hanya bisa tampil sebagai finalis di tahun 2013, dimana timnas Indonesia kemudian kalah dari Malaysia melalui babak adu pinalti.

Jalannya Pertandingan

Idntimes.com
Idntimes.com
Meskipun menang secara dramatis lewat adu pinalti melawan timnas U-16 Thailand, sejatinya pasukan "Garuda Asia" menghadirkan permainan yang ciamik dan rapi di sepanjang 80 menit waktu normal. Serangan-serangan yang dilancarkan dari kubu Indonesia pun sering merepotkan barisan pertahanan Thailand. 

Hingga di menit ke-33, Fajar Fathur Rachman bisa merobek gawang Thailand. Namun sayang, di menit ke-73 tim berjulukan "War Elephants" mampu menyamakan kedudukan menjadi 1-1 melalui Apidet Janngam. Kedudukan seri ini, tidak terlepas dari lebih agresifnya serangan Thailand di babak kedua.

Tidak adanya gol tambahan hingga menit ke-80 pada akhirnya membawa kedua tim kedalam babak adu pinalti yang menegangkan. Empat penendang Indonesia dengan mulus menjalankan tugasnya sebagai algojo, sementara kiper timnas U-16 Indonesia Ernando Ari, sukses menjadi pahlawan berkat dua tembakan pemain Thailand yang berhasil digagalkannya. Skor 4-3 pun menjadi skor akhir final AFF U-16 2018 ini. Indonesia pun menjadi juara tahun ini.

Garuda Asia yang Percaya Diri vs War Elephants yang Demam Panggung

tribunnews.com
tribunnews.com
Melihat pertandingan final kali ini, sebenarnya keyakinan akan keluarnya Indonesia sebagai juara tahun ini sudah ada sejak kick off dimulai. Pasukan Garuda Asia nampak lebih rileks dan percaya diri dalam menatap laga final ini, sementara The War Elephants nampak tidak terlalu garang dan kurang percaya diri pada pertandingan kali ini.

Lihat saja, serangan-serangan yang dibangun pasukan Garuda Asia nampak lebih terukur, terstruktur dan tidak ngoyo. Berbeda dengan Thailand yang nampak kesusu ingin mencetak gol dan segera mengakhiri pertandingan secepatnya. Akibatnya, berbagai peluang cantik dari kaki Bagus dan kawan-kawan sering tercipta di sepanjang babak pertama.

Rendy Juliansyah (bola.net)
Rendy Juliansyah (bola.net)
Kepercayaan diri yang tinggi dari pasukan Garuda Asia pun kembali ditunjukkan di babak adu pinalti. Terbukti, 4 penendang Indonesia berhasil melesakkan bola dengan sempurna. Pun yang ditunjukkan Rendy Juliansyah sangat berkelas, dimana dia melesakkan bola dengan tenang dan melakukan selebrasi yang cool dan tidak berlebihan. 

Ernando Ari sang pahlawan di final yang berhasil menggagalkan dua algojo pinalti Thailand juga menunjukkan sikap tenang dan percaya diri yang tinggi, sehingga arah tembakan setiap pemain Thailand pun dapat dengan mudahnya dibaca dan membuat dua diantaranya berhasil digagalkan.

Goal.com
Goal.com
Thailand jelas terlihat seperti demam panggung pada final kali ini. Tidak hanya di waktu normal pertandingan, namun juga di babak pinalti. Entah karena kurangnya dukungan dari suporter Thailand itu sendiri, atau memang terbeban akan predikat pemegang juara terbanyak AFF U-16 yang saat ini mereka miliki, sehingga jika kalah dari Indonesia yang belum memiliki piala sama sekali di ajang ini tentu akan membuat mereka pulang dengan kepala tertunduk.

Tahun Lalu Boleh Babak Belur, Tapi Tahun ini Tidak

Detiksport
Detiksport
Apa yang ditunjukkan pasukan Garuda Asia di piala AFF U-16 tahun ini sejatinya sangat patut diapresiasi. Mereka mengalami peningkatan yang signifikan dibanding saat mereka bertanding pada piala AFF U-15 tahun lalu.

Ya, nama-nama pemain timnas Indonesia U-16 seperti si kembar Bagus dan Bagas, Rendy Juliansyah, David Maulana dan beberapa pemain lainnya juga merupakan bagian dari timnas Indonesia U-15 yang ditahun lalu tidak bisa berbicara banyak di kancah tersebut. Hanya sekali menang melawan Singapura kala itu, selanjutnya Indonesia hanya seri dan kalah beruntun hingga akhirnya tidak lolos dari fase grup dan finis di posisi 5 grup A.

Timnas u-15 2017 (sidomi.com)
Timnas u-15 2017 (sidomi.com)
Melihat tahun lalu yang hasilnya babak belur sementara di tahun ini bisa dibilang Indonesia melaju dengan sempurna, tentu hal ini sangat patut diapresiasi. Mengingat sebagian besar pemainnya sama, jelas terdapat peningkatan yang signifikan didalam tim baik dari segi taktik, skill, hingga ke mentalitas setiap pemain. 

Terimakasih Kadonya, Tetaplah Membumi

Indosport.com
Indosport.com
Pada akhirnya, kita patut berbangga atas apa yang diraih para pasukan Garuda Asia di gelaran AFF U-16 tahun ini. Meskipun bukan termasuk event besar, namun gelar juara ini jelas menjadi kado terindah bagi Indonesia di ulang tahunnya yang ke-73 ini. Kado yang istimewa mengingat ini diberikan oleh para remaja calon penerus timnas senior di masa depan. 

Namun hendaknya para Garuda muda tidak cukup berpuas diri akan segala hasil yang diraih saat ini. Justru disini harusnya menjadi titik balik bagi mereka untuk tetap membumi dan terus bekerja keras agar terus mendapatkan berbagai prestasi di kancah internasional,  hingga ke level piala dunia.

Penutup

Sport.detik.com
Sport.detik.com

Di luar dari "kebiasaan" PSSI "mempertahankan" prestasi timnasnya yang justru tumpul ke atas, dimana semakin senior usia timnas maka semakin tidak ada prestasi, sudah sepatutnya hal ini menjadi pelecut bagi para punggawa timnas U-16 untuk terus mempertahankan bahkan menaikkan standar prestasi mereka. 

Setidaknya, meskipun di tubuh PSSI sering acak kadut mengelola dan mempertahankan prestasi timnas, namun mentalitas individu untuk memiliki semangat juara terus ada hingga usia senior mereka.

Untuk itu teruslah membumi wahai punggawa Garuda Asia. Biarlah prestasimu malam ini dirayakan segenap bangsa yang merindukan prestasi lebih lagi di kancah internasional dari cabang sepakbola ini. 

Terimakasih atas kado yang diberikan bagi Indonesia ini. Hendaklah ini bukan hanya menjadi kado terakhir di tahun ini, namun justru menjadi awal dari kado lainnya yang kelak akan banyak bermunculan di gelaran Asian Games 2018 ini. 

Kiranya prestasi kalian juga menjadi inspirasi dan pelecut bagi senior kalian yang akan berlaga di Asian Games 2018 ini. 

Sekali lagi, terimakasih kadonya dan tetaplah membumi, Garuda Asia !!

Salam kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun