Pertandingan final piala AFF U-16 telah usai, menghadirkan timnas Indonesia sebagai juara pada perhelatan piala AFF U-16 di tahun 2018 ini. Gelar juara ini merupakan yang pertama bagi Indonesia setelah prestasi tertinggi sebelumnya hanya bisa tampil sebagai finalis di tahun 2013, dimana timnas Indonesia kemudian kalah dari Malaysia melalui babak adu pinalti.
Jalannya Pertandingan
Hingga di menit ke-33, Fajar Fathur Rachman bisa merobek gawang Thailand. Namun sayang, di menit ke-73 tim berjulukan "War Elephants" mampu menyamakan kedudukan menjadi 1-1 melalui Apidet Janngam. Kedudukan seri ini, tidak terlepas dari lebih agresifnya serangan Thailand di babak kedua.
Tidak adanya gol tambahan hingga menit ke-80 pada akhirnya membawa kedua tim kedalam babak adu pinalti yang menegangkan. Empat penendang Indonesia dengan mulus menjalankan tugasnya sebagai algojo, sementara kiper timnas U-16 Indonesia Ernando Ari, sukses menjadi pahlawan berkat dua tembakan pemain Thailand yang berhasil digagalkannya. Skor 4-3 pun menjadi skor akhir final AFF U-16 2018 ini. Indonesia pun menjadi juara tahun ini.
Garuda Asia yang Percaya Diri vs War Elephants yang Demam Panggung
Lihat saja, serangan-serangan yang dibangun pasukan Garuda Asia nampak lebih terukur, terstruktur dan tidak ngoyo. Berbeda dengan Thailand yang nampak kesusu ingin mencetak gol dan segera mengakhiri pertandingan secepatnya. Akibatnya, berbagai peluang cantik dari kaki Bagus dan kawan-kawan sering tercipta di sepanjang babak pertama.
Ernando Ari sang pahlawan di final yang berhasil menggagalkan dua algojo pinalti Thailand juga menunjukkan sikap tenang dan percaya diri yang tinggi, sehingga arah tembakan setiap pemain Thailand pun dapat dengan mudahnya dibaca dan membuat dua diantaranya berhasil digagalkan.
Tahun Lalu Boleh Babak Belur, Tapi Tahun ini Tidak
Ya, nama-nama pemain timnas Indonesia U-16 seperti si kembar Bagus dan Bagas, Rendy Juliansyah, David Maulana dan beberapa pemain lainnya juga merupakan bagian dari timnas Indonesia U-15 yang ditahun lalu tidak bisa berbicara banyak di kancah tersebut. Hanya sekali menang melawan Singapura kala itu, selanjutnya Indonesia hanya seri dan kalah beruntun hingga akhirnya tidak lolos dari fase grup dan finis di posisi 5 grup A.
Terimakasih Kadonya, Tetaplah Membumi
Namun hendaknya para Garuda muda tidak cukup berpuas diri akan segala hasil yang diraih saat ini. Justru disini harusnya menjadi titik balik bagi mereka untuk tetap membumi dan terus bekerja keras agar terus mendapatkan berbagai prestasi di kancah internasional, Â hingga ke level piala dunia.
Penutup
Di luar dari "kebiasaan" PSSI "mempertahankan" prestasi timnasnya yang justru tumpul ke atas, dimana semakin senior usia timnas maka semakin tidak ada prestasi, sudah sepatutnya hal ini menjadi pelecut bagi para punggawa timnas U-16 untuk terus mempertahankan bahkan menaikkan standar prestasi mereka.Â
Setidaknya, meskipun di tubuh PSSI sering acak kadut mengelola dan mempertahankan prestasi timnas, namun mentalitas individu untuk memiliki semangat juara terus ada hingga usia senior mereka.
Untuk itu teruslah membumi wahai punggawa Garuda Asia. Biarlah prestasimu malam ini dirayakan segenap bangsa yang merindukan prestasi lebih lagi di kancah internasional dari cabang sepakbola ini.Â
Terimakasih atas kado yang diberikan bagi Indonesia ini. Hendaklah ini bukan hanya menjadi kado terakhir di tahun ini, namun justru menjadi awal dari kado lainnya yang kelak akan banyak bermunculan di gelaran Asian Games 2018 ini.Â
Kiranya prestasi kalian juga menjadi inspirasi dan pelecut bagi senior kalian yang akan berlaga di Asian Games 2018 ini.Â
Sekali lagi, terimakasih kadonya dan tetaplah membumi, Garuda Asia !!
Salam kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H