Film Black Panther pun untuk saat ini menjadi film superhero yang tidak terlalu banyak menampilkan adegan kekerasan. Seperti kita ketahui, film ini memang lebih fokus menghadirkan drama dan kedalaman cerita sehingga cocok dengan kultur Arab Saudi yang tidak mengagungkan adegan kekerasan.
Film ini juga bebas dari berbagai adegan sex, yang tentunya sesuai dengan kultur Arab Saudi yang sangat tabu terhadap hal tersebut.
Black Panther sebagai Sarana Perkenalan "Arab Saudi Baru" kepada Dunia
Dengan berbagai program reformasi kerajaan Arab Saudi yang bermuara kepada "Arab Saudi Baru" yang lebih terbuka, jelas pemerintah membutuhkan sarana yang bisa mengantarkan mereka lebih cepat ke "tujuan".
Dikarenakan industri film juga merupakan salah satu agenda reformasi dan rencana jangka panjang, maka pemilihan penayangan film terbaik di dunia yang bertabur rekor tersebut pun menjadi pilihan yang tepat untuk memulai semuanya.
Karena apalagi yang bisa membuat publik seluruh dunia menyadari dan meresponi kebangkitan industri film dan bioskop di Arab Saudi selain menayangkan film yang menjadi fenomena di seluruh dunia selama 3 bulan terakhir ini bukan?
Jelas tujuan penayangan film Black Panther ini juga ingin memperkenalkan kepada investor di seluruh dunia bahwa Arab Saudi tidak main-main dengan industri film. Seperti dilansir dari bbc.com, target sebesar 1 miliar USD yang didapat dari penjualan tiket merupakan tujuan utama saat ini yang ingin dicapai pemerintah Arab Saudi.
Untuk itulah kehadiran investor sangat dibutuhkan untuk menghadirkan percepatan penyediaan jaringan bioskop dan pendukung industri film lainnya.
Kasarnya bisa seperti ini, "Ini loh mas investor, kita sudah berani nayangin Black Panther, film barat blockbuster. Masa kalian ga percaya investasi disini? Pasti film-film yang lain menyusul ditayangkan,boleh juga produksi disini, pokoknya prospeknya bagus !".
Selamat Datang di Riyadh, Black Panther!