Mohon tunggu...
Yonathan Christanto
Yonathan Christanto Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Moviegoer | Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2019

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Black Panther" dan Kembali Menggeliatnya Bioskop di Arab Saudi

20 April 2018   00:55 Diperbarui: 20 April 2018   08:50 3753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepertinya sampai saat ini Black Panther masih belum mau berhenti untuk menciptakan rekor pribadinya, walaupun dalam beberapa hari lagi Avengers: Infinity War akan segera menyerbu bioskop-bioskop di seluruh dunia. Menjadi film Marvel dengan penjualan tiket presale tertinggi, film "kulit hitam" pertama dengan opening weekend tertinggi, film pertama setelah Avatar (2009) yang berhasil bertengger di puncak box office selama 5 minggu berturut-turut, merupakan beberapa rekor yang berhasil dipegang Black Panther sejak rilis perdananya pada 16 Februari 2018, seperti dikutip dari laman complex.com.

Cerita yang segar, konsep superhero yang berbeda dan banyaknya pesan sosial yang disampaikan melalui film tersebut, menjadikan Black Panther sebagai film favorit bagi banyak orang. Tidak hanya bagi para fans Marvel Comic, penonton awam yang baru mengenal sosok Black Panther melalui layar perak pun dibuat jatuh cinta dengan jalan ceritanya.

Rekor Baru Black Panther

hindustantimes.com
hindustantimes.com
Satu hari yang lalu ketika saya membuka laman kompas.com, ada berita yang menarik perhatian saya. Berita dengan judul Hari Ini, Bioskop Pertama di Arab Saudi Putar "Black Panther", seketika kembali membuat saya takjub  dan berdecak kagum. Lagi-lagi Black Panther membuat rekor baru.

Namun kali ini bukan rekor jumlah penonton, besarnya laba atau hal lain yang berhubungan dengan data statistik, melainkan rekor sebagai film pertama yang diputar di Arab Saudi setelah industri bioskop di negara tersebut vakum selama 35 tahun.

Ya, industri bioskop di Arab Saudi memang tidak aktif sejak dekade 1980-an kala kehadirannya ditentang oleh kelompok ultra konservatif di negara tersebut. Kala itu banyak ulama Arab Saudi memandang bahwa film-film negara barat bahkan film-film Arab yang diputar di negara-negara Arab liberal seperti Mesir, sebagian melanggar nilai agama. Sebagian ulama konservatif di negara itu juga menganggap bahwa seni peran dan dunia film bertentangan dengan ajaran Islam.

thenewstribune.com
thenewstribune.com
Namun semuanya berubah, dikala tahun lalu pemerintah Arab Saudi mencabut larangan operasional bioskop sebagai salah satu langkah program reformasi visi 2030 yang digagas oleh sang putra mahkota Arab Saudi, Mohamed bin Salman. AMC Theatres yang merupakan jaringan bioskop terbesar di dunia milik Wanda Group akhirnya dipilih untuk menyediakan jaringan bioskop di Arab Saudi dan Riyadh menjadi kota pertama dibangunnya kompleks bioskop ini.

Bahkan tidak tanggung-tanggung, AMC memiliki target untuk menyediakan 40 bioskop di Arab Saudi dalam 5 tahun ke depan. Sebuah rencana jangka panjang yang tidak main-main, dan tentu saja menghidupkan kembali industri perfilman di negeri padang pasir tersebut.

Black Panther sebagai Film Pertama di Bioskop Arab Saudi

Tentu ini menjadi rekor tersendiri bagi Black Panther, juga menjadi sebuah kebanggaan bagi Marvel Studios kala filmnya dipercaya dan dipilih sebagai film pertama yang diputar di bioskop Arab Saudi setelah 35 tahun dilarang. Memang Black Panther bukanlah film pertama yang ditayangkan di Arab Saudi setelah larangan dicabut, ada The Emoji Movie dan Captain Underpants yang lebih dulu ditayangkan di bulan Januari lalu.

Namun, baik Emoji maupun Captain Underpants hanya ditayangkan terbatas selama seminggu di pusat kebudayaan yang dikelola negara, karena saat itu belum ada bioskop yang resmi dibuka. Bisa dibilang saat itu Emoji sebagai film untuk "cek ombak" respon masyarakat terhadap kehadiran bioskop kembali, yang ternyata responnya sangat menggembirakan.

http://www.theemoji-movie.com/
http://www.theemoji-movie.com/
Dengan status Emoji dan Captain Underpants sebagai film test screening, praktis Black Panther pun menjadi film pertama yang ditayangkan di bioskop resmi Arab Saudi. Dilansir dari kompas.com, penayangan Black Panther di tanggal 18 April lalu pun sifatnya hanya uji coba dan dihadiri oleh undangan terbatas, sementara penayangan untuk publik baru akan dilakukan di bulan depan atau awal Mei 2018.

Kenapa Harus Black Panther?

Dengan Black Panther ditunjuk sebagai film perdana di Arab Saudi, pastinya ada beberapa hal yang melatarbelakangi penunjukan film tersebut. Meskipun tidak ada konfirmasi resmi dari pemerintah Arab Saudi terkait alasan pemilihan film tersebut, namun menurut penulis ada beberapa hal yang menjadi alasan hingga akhirnya Black Panther dipilih.

Beberapa alasannya pun sebagai berikut:

Black Panther sebagai Film Sarat Kualitas

Dengan rating 97% atau label certified fresh pada situs rottentomatoes.com, rasanya ini menjadi alasan pertama yang paling masuk akal terkait pemilihan film ini. Pemerintah jelas ingin menghadirkan film yang tidak hanya apik secara visual, namun juga berkualitas dari sisi cerita dan berbagai elemen pendukung film lainnya. Black Panther pun sangat sesuai sebagai "hadiah" bagi publik yang setia menunggu kehadiran bioskop kembali selama 35 tahun terakhir.

Black Panther Menghadirkan Cerita yang Familiar dengan Kultur Arab Saudi

Alasan kedua terkait pemilihan film ini tak lain karena kultur yang diusung pada film Black Panther. Berbagai elemen pendukung seperti dendam, penghianatan, pengorbanan, kehormatan, keluarga dan patriotisme jelas menjadi hal-hal yang juga familiar dengan kultur di Arab Saudi.

Sama seperti penduduk Wakanda di film Black Panther yang amat bangga dengan tanah kelahirannya, penduduk di Arab Saudi pun sangat bangga terhadap negaranya. Mereka rela berkorban demi negaranya dan selalu ingin pulang kembali tak peduli sesukses apapun mereka di negara orang.

https://www.timeslive.co.za
https://www.timeslive.co.za
T'Challa di film Black Panther yang merupakan putra mahkota kebanggaan Wakanda pun seakan nampak familiar dengan sang putra mahkota Arab Saudi yang menjadi kebanggaan saat ini.

Dibalik segala program-program reformasinya yang juga menjadi pro-kontra di kalangan konservatif Arab Saudi, jelas tujuan Mohamed bin Salman pun sama dengan T'Challa yaitu ingin membangun dan menunjukkan kepada dunia akan negara yang saat ini lebih fleksibel dan terbuka, dimana selama ini dikenal kaku dan tertutup.

Film Black Panther pun untuk saat ini menjadi film superhero yang tidak terlalu banyak menampilkan adegan kekerasan. Seperti kita ketahui, film ini memang lebih fokus menghadirkan drama dan kedalaman cerita sehingga cocok dengan kultur Arab Saudi yang tidak mengagungkan adegan kekerasan.

Film ini juga bebas dari berbagai adegan sex, yang tentunya sesuai dengan kultur Arab Saudi yang sangat tabu terhadap hal tersebut.

Black Panther sebagai Sarana Perkenalan "Arab Saudi Baru" kepada Dunia

Dengan berbagai program reformasi kerajaan Arab Saudi yang bermuara kepada "Arab Saudi Baru" yang lebih terbuka, jelas pemerintah membutuhkan sarana yang bisa mengantarkan mereka lebih cepat ke "tujuan".

Dikarenakan industri film juga merupakan salah satu agenda reformasi dan rencana jangka panjang, maka pemilihan penayangan film terbaik di dunia yang bertabur rekor tersebut pun menjadi pilihan yang tepat untuk memulai semuanya.

Karena apalagi yang bisa membuat publik seluruh dunia menyadari dan meresponi kebangkitan industri film dan bioskop di Arab Saudi selain menayangkan film yang menjadi fenomena di seluruh dunia selama 3 bulan terakhir ini bukan?

Jelas tujuan penayangan film Black Panther ini juga ingin memperkenalkan kepada investor di seluruh dunia bahwa Arab Saudi tidak main-main dengan industri film. Seperti dilansir dari bbc.com, target sebesar 1 miliar USD yang didapat dari penjualan tiket merupakan tujuan utama saat ini yang ingin dicapai pemerintah Arab Saudi.

Untuk itulah kehadiran investor sangat dibutuhkan untuk menghadirkan percepatan penyediaan jaringan bioskop dan pendukung industri film lainnya.

Kasarnya bisa seperti ini, "Ini loh mas investor, kita sudah berani nayangin Black Panther, film barat blockbuster. Masa kalian ga percaya investasi disini? Pasti film-film yang lain menyusul ditayangkan,boleh juga produksi disini, pokoknya prospeknya bagus !".

Selamat Datang di Riyadh, Black Panther!

http://money.cnn.com
http://money.cnn.com
Pada akhirnya, Black Panther memang bukan hanya sebagai film perdana terkait pembukaan bioskop yang juga perdana di Riyadh, Arab Saudi, namun juga sebagai film yang akan memperkenalkan Arab Saudi sebagai negara yang tak lagi kaku dan tertutup ke seluruh dunia.

Layaknya Tiongkok yang menjadikan Hollywood sebagai komoditi baru bagi mereka, Arab Saudi pun memiliki potensi yang sama. Dengan kekayaan yang tidak kalah dengan Tiongkok, bukan tidak mungkin di masa depan akan banyak film Hollywood yang juga didistribusikan atau bahkan diproduksi oleh rumah produksi asal Arab Saudi.

Kerja sama tersebut tentu akan menyenangkan kedua belah pihak. Hollywood mendapat ceruk penonton baru di Arab Saudi yang jumlahnya tidak sedikit, Arab Saudi pun semakin menancapkan taringnya di industri film dunia dan menjadi alternatif baru bagi Hollywood untuk melancarkan kerja sama distribusi dan produksi di wilayah Asia dan negara Arab lainnya, selain tentunya bekerja sama dengan Tiongkok.

Dibalik segala kemungkinan-kemungkinan di masa depan yang penulis kemukakan diatas, untuk saat ini rasanya kita juga patut ikut merasakan kebahagiaan yang dirasakan penduduk disana terkait kemunculan bioskop baru ini. Respon positif masyarakat terhadap kemunculan bioskop kembali jelas merupakan apresiasi positif terhadap kebijakan sang putra mahkota yang memang menginginkan reformasi kebudayaan juga reformasi ekonomi di negaranya agar tidak melulu bergantung kepada industri minyak.

Well, menarik untuk menunggu akan seperti apa perkembangan bioskop dan industri film disana setahun ke depan ini. Dan dikarenakan banyak kompasianer yang juga tinggal di Arab Saudi, rasanya menarik untuk menantikan tulisan-tulisan mereka yang mereview suasana bioskop atau kesan pertama mereka menonton bioskop kembali setelah resmi dibuka untuk publik kelak.

Dan untuk saat ini, rasanya kita hanya perlu mengucapkan "Selamat Datang di Riyadh, Black Panther!"

Salam Kompasiana!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun