Mohon tunggu...
Yonathan Cordiaz
Yonathan Cordiaz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Jember

hobby nonton anime

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Benarkah Interdependensi Ekonomi dapat Menciptakan Perdamaian Dunia?

19 Maret 2023   23:55 Diperbarui: 19 Maret 2023   23:58 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kita dapat melihat dan mengukur interdependensi dengan menggunakan perbandingan aktivitas perdagangan impor-ekspor suatu negara dengan total impor-ekspor ke negara lainnya. Jika persentase ekspor dan impor besar dibandingkan dengan total ekspor impor suatu negara ke seluruh dunia, maka dapat disimpulkan telah terjadi interdependensi ekonomi. Sebagai contoh aktivitas perdagangan Tiongkok ke Jepang pada periode 2000-2017. Menurut data, Jepang mengekspor rata-rata 15.14% per tahunnya dari total ekspor Jepang ke seluruh dunia. Dapat disimpulkan Tiongkok telah menjadi destinasi utama ekspor Jepang secara berulang kali. Begitupun sebaliknya yang dimana produk impor Jepang berasal dari Tiongkok sebagian besar.

Kondisi ini menunjukkan bahwa Jepang menjadi negara yang sangat penting bagi Tiongkok. Aktivitas perdagangan Jepang-Tiongkok juga selalu berada posisi yang besar berdasarkan statistik. Begitupun dengan aktivitas investasi. Berdasarkan data JETRO atau Japan External Trade Organizations, Jepang menjadi negara yang selalu konsisten dalam menjalankan investasi di Tiongkok. 

Per tahunnya perusahaan-perusahaan Jepang gencar menanamkan modal di pasar Tiongkok. Adapun total investasi pada tahun 200 mencapai 900 juta USD, 6,6 miliar USD pada 2005 dan 13,6 miliar USD pada tahun 2012. Tidak hanya perusahaan, pelaku ekonomi Tiongkok juga melakukan hal demikian. Laporan mengatakan pada periode 2005 -- 2017 titik tertinggi nilai investasi berada pada angka 444 juta USD dari 17,17 juta USD di tahun 2005 (Bureau of Statistics of China).

Dengan adanya kerjasama dalam ekonomi tersebut, kegiatan ekonomi tersebut secara rasional telah menciptakan kondisi perdamaian diantara Tiongkok dan Jepang. Dengan mempertimbangkan opportunity cost, potensi kebijakan berperang semakin kecil untuk dilakukan. Jika ketergantungan berhenti, maka keuntungan yang diperoleh baik Tiongkok dan Jepang juga akan berhenti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun