Â
Lais mafe ma mone anbi Tilong artinya hal ihwal tentang pernikahan di Tilong. Prosesi pernikahan di Tilong memiliki 4 tahap yang tetap. Artinya di setiap pernikahan yang diselenggarakan mesti melalui tahap-tahap itu. Kedua keluarga yang terlibat secara langsung yang menjadi promotor acara tersebut.
Yang menjadi komunikator adalah kedua calon mempelai. Sedangkan komunikannya adalah keluarga masing-masing. Kedua pasangan yang sudah bersepakat untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan memberitahukan ke orangtua masing-masing. Informasi yang diberitahukan adalah tentang keseriusan keduanya.
Inisiatif selanjutnya biasanya berasal dari pihak lelaki yang akan mempersunting seorang perempuan. Dia akan berembuk dengan keluarganya bagaimana mengambil perempuan itu sebagai istrinya. Untuk sampai ke jenjang pernikahan, ada tahapan yang harus mereka lalui. Berikut uraiannya!
Perkenalan
Tahap perkenalan yang dimaksud di sini adalah antarsesama orangtua. Yaitu antara orangtua dari pihak lelaki dan orangtua pihak perempuan. Sebab kedua anaknya telah menjalin hubungan yang serius.Â
Maka mereka mempertemukan orangtua masing-masing untuk saling berkenalan. Dan untuk seterusnya bakal menjadi satu keluarga besar.
Kami mengistilahkan situasi di tahap perkenalan ini dengan: Mam pua luman maun luman. Arti harafiahnya adalah hanya makan atau mengunyah sirih dan pinang saja. Sedangkan arti yang lebih mendalam dari frasa itu adalah bicara-bicara lepas atau baomong. Yaitu omong omongan ringan bersahaja sebagai anak manusia dan/atau anggota masyarakat.
Ada tujuan lain yang ingin dicapai di tahap mam pua luman maun luman tersebut. Jadi tidak hanya berkenalan pribadi lepas pribadi antarsesama orangtua. Tetapi mereka juga akan berembuk bersama demi membangun sebuah kesepakatan. Mereka bersama-sama akan menentukan hari peminangan.
Bokan
Bokan adalah kosakata bahasa Timor yang artinya menegur. Bokan biasanya berasal dari pihak keluarga perempuan terhadap keluarga lelaki. Bokan atau teguran itu dilayangkan karena ada ketidakpatutan yang dilakukan. Tindakan yang entah sengaja pun tidak.
Tindakan yang yang dimaksud adalah yang melanggar tatasusila. Atau yang merobek membran kesusilaan. Sebuah perbuatan yang melampaui norma agama, norma hukum dan adat istiadat.Â
Misalnya karena anak gadisnya telah hamil sebelum menikah. Maka bokan ini akan disampaikan pada pihak lelaki.
Kalau hubungan kedua anak manusia itu berada di jalan yang benar maka disebut: Han Baisenut.Â
Arti langsung kedua kata ini adalah jeritan permohonan.Â
Yaitu suatu penyampaian permohonan dalam sujud yang taksim dari pihak lelaki agar keluarga perempuan sudi menerima mereka. Sebab kedatangan mereka adalah sebuah tindakan nekad yang tulus.
Kenapa kedatangan rombongan keluarga lelaki dikatakan tindakan nekad? Karena mereka tidak tahu apakah bakal diterima atau tidak. Sebaliknya, itu merupakan usaha yang tulus pihak lelaki. Sebab calon pengantin pria sungguh-sungguh mencintai calon mempelai perempuan yang disambanginya.
Syarat upacara pinangan adalah pihak lelaki wajib membawa oko mama dengan semua ikutannya. Oko mama adalah sebuah kotak anyaman dari daun lontar. Ia sebagai tempat meletakkan dan membawa sirih pinang serta uang.Â
Selain itu, mereka harus membawa po'uk yaitu selendang khas tenunan Timor berukuran kecil, cincin kawin, dan lain-lainnya.
Lipa oko
Seorang jubir (juru bicara) diperlukan dan sangat berperan di tahap bokan dan lipa oko. Orangtua kedua pihak tidak diperkenankan berbicara. Maka semua pesan yang ingin disampaikan harus dikomunikasikan kepada jubir.Â
Supaya tidak keliru nantinya. Jika keliru dalam penyampaian akan menjadi panjang ikutannya. Tuntutannya bisa berlipat-lipat.
Sebelum acara lipa oko dimulai harus ada utusan dari pihak lelaki ke rumah perempuan. Utusan itu membawa sebuah misi, yaitu: Nabasi nakbeo. Artinya pemberitahuan bahwa kami, pihak lelaki sudah ada di sekitar kediaman perempuan.
Sekembalinya utusan lelaki, akan ada 2 utusan perempuan yang mendatangi rombongan pihak lelaki. Mereka juga membawa sebuah misi yang disebut: Naskau artinya mempersilakan.Â
Kedua utusan pihak perempuan ini merupakan indikator bahwa orangtua perempuan sudah bisa menerima rombongan lelaki.Â
Ada sebuah catatan penting yang perlu pembaca ketahui. Yaitu bahwa baik utusan lelaki maupun perempuan pada saat menjalankan misinya wajib membawa oko mama.Â
Tempat yang ada sirih pinangnya. Oko mama adalah sarana atau perantara sebelum menyampaikan maksud dan tujuan kedatangannya.
Tahap lipa oko ini disebut juga dengan terang kampung, prosesi perkawinan secara adat. Kami mengibaratkannya dengan istilah pua makuke maun makuke. Artinya pinang dan sirih yang masih muda.
 Di lipa oko ini dilakukan apa yang dinamakan mapuat. Yaitu persembahan dari pihak lelaki bagi orangtua perempuan dan kepada unsur pemerintah setempat.
Sedangkan bagi khalayak yang menghadiri acara tersebut dilakukan naupua po ho. Yaitu membersihkan sampah yang berserakan selama acara lipa oko berlangsung.Â
Maknanya sebagai sebuah penyampaian bahwa pihak perempuan sudah menerima pinangan lelaki. Itu dilambangkan dengan penyajian minuman atau sirih dan pinang. Ini juga berarti bahwa perempuan ini adalah menjadi milik seseorang, jangan diganggu!
Di tahap ini pun ada pemberian belis atau mas kawin. Ia diumpamakan dengan pua mnasi manu mnasi. Arti harafiahnya adalah buah pinang dan buah sirih yang sudah matang (tua). Mas kawinnya tergantung kesepakatan saat bokan atau baisenut. Jadi tidak selalu sama antara urusan pernikahan satu dengan yang lainnya.
Puncak acara di tahap lipa oko mereka sebut dengan kaus nono. Arti harafiahnya adalah mencaplok atau mencuri/merampok. Yaitu bahwa perempuan ini sudah diambil oleh orang lain (pasangannya) dari tengah-tengah orangtuanya.
Karena sudah 'dicuri' maka harus ada ganti sebagai sebuah konsekwensi. Yakni seorang lelaki harus meninggalkan tanaman atau ternak betina agar bisa berkembang biak. Ini merupakan ingat-ingatan kepada anak perempuannya yang telah dibawa 'kabur.'
Kabin
Tahap terakhir dari sebuah prosesi pernikahan adalah mengucapkan janji suci pernikahan. Ini adalah kesepakatan tertinggi dan terakhir dari kedua rumpun keluarga. Mereka sama-sama mengusung kedua anaknya sebagai pasangan sejati juga sehidup semati untuk masuk dalam sebuah mahligai rumahtangga.
Tahap ini disebut dengan kabin. Upacaranya dilangsungkan di gereja dengan disaksikan oleh jemaat, keluarga, handaitolan dan pemerintah. Mereka akan menerima sakramen kudus oleh rohaniwan yang berwenang. Dan menandatangani akte nikah di depan pemerintah sebelum masuk dalam sakramen kudus tadi.
Sesudah upacara pemberkatan di gereja, kedua mempelai akan menginap semalam di rumah orangtua perempuan. Keesokan harinya, mereka akan memasuki sebuah momen yang disebut lari baroit. Yaitu memboyong mempelai perempuan ke lingkungan kediaman lelaki. Atau rumah orangtua mempelai pria.
Di momen lari baroit itu, pihak perempuan akan membawa antarannya berupa perlengkapan rumahtangga, beras, dan lain-lain. Ini sebagai wujud kasih sayang orangtua kepada anak perempuannya.Â
Momen itu dirayakan dengan sebutan, Mam tasbo artinya mengunyah sirih pinang dan merokok. Maksudnya adalah makan bersama.
Tabe!Â
Tilong-Kupang, NTT
Rabu, 29 September 2021 (20.36 wita)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H