Demi memberi mereka ruang dan waktu rehat, inilah yang patut dilakukan seorang penulis. Tindakan ini tidak selalu sama bagi setiap orang/penulis. Fariasinya banyak sesuai kebiasaan seorang penulis berkreasi. Berdasarkan pengalaman, inilah biasa kuterapkan.
Baca dan/atau Sunting
Ketika menulis dan terhenti sebab macet, aku berhenti. Aku tidak melanjutkan tulisan itu. Aku membuka berkas lama dan membaca secara ala kadar. Atau menyunting memperbaikinya jika aku menemukan kejanggalan keganjilan di sana.
Baca sunting ini tidak hanya untuk tulisan sendiri tapi bisa juga tulisan orang lain. Terutama tulisan yang dipercayakan padaku untuk disunting. Tulisan beragam dalam sebuah antololgi atau ulasan tunggal dengan topik atau tema tertentu.
Selain baca sunting, aku juga membuka membaca berita di media sosial. Media dan aplikasi yang ada di telepon pintarku. Berita apa saja di media apa saja, termasuk WA. Dan sekiranya ada yang perlu direspons, aku lakukan.
Mendengar dan/atau Bermain Musik
Terkadang demi menghalau kemacetan menulis, aku mendengar dan/atau bermain musik. Aku mendengar musik dari radio tua yang ada. Sedangkan kalau bermain musik, biasanya aku memetik gitar. Alat musik berdawai enam yang tak asing bagi semua orang. Â
Aku akan memainkan nada-nada asal dari alat musik satu-satunya yang kupunya itu. Lebih banyak nada tidak jelas yang kumainkan daripada yang enak merdu didengar. Sebab tujuanku hanya untuk memulihkan nalar, rasa dan raga yang penat menulis.
Bersihkan yang Perlu
Sering juga ketika macet, aku membersihbereskan apa yang perlu. Misalnya: Rapikan barang-barang yang berantakan. Memungut atau menyapu kotoran yang ada di depan mata. Mencuci dan peralatan dapur yang kotor dan menatanya kembali ke tampatnya yang biasa.
Beranjak Sejenak