Mohon tunggu...
Yolis Djami
Yolis Djami Mohon Tunggu... Dosen - Foto pribadi

Tilong, Kupang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kutautkan Percaya Diriku pada Polri

1 Juli 2021   10:37 Diperbarui: 1 Juli 2021   10:43 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Momen itu terekam kamera seseorang dari balik kaca mobil yang persis di belakangnya. Perekam sedang mengabadikan situasi angin dan hujan yang terus mengguyur. Tak dinyana kejadian itu tertangkap mata kameranya. Oh, sungguh naas!

Ada juga video unggahan masyarakat yang memperlihatkan sebuah motor matik terbawa arus deras di salah satu jalan protokol di kota Kupang. Untung banyak orang sedang berjejer di pinggir jalan menyaksikan Kupang dilanda banjir. Motor matik itu pun ditarik dari banjir.

Padahal kawan, dulu ketika banyak daerah kebanjiran, orang Kupang bertepuk dada bahwa tidak akan ada banjir. Karena Kupang berada di ketinggian. Karena Kupang gagah dengan batu-batu karang yang menjulang garang. Ternyata parah. Apa sebabnya?

Banjir ini bersebab dari tiadanya drainase penyalur air yang bergerombol. Selain itu, sikap kurang perduli masyarakat Kupang soal sampah. Banyak orang yang sembarangan saja buangnya. Sampah-sampah yang dibuang dari rumah pun yang dilempar keluar dari balik bilik mobil mewah berseliwer di sepanjang jalan. Semoga ini menjadi pembelajaran.

Selain itu, karena pembangunan rumah dan ruko yang massif menyebabkan kurangnya tanah resapan. Juga karena mereka yang membangun mengesampingkan amdal (analisis mengenai dampak lingkungan). Itulah yang menyebabkan banjir tak terbendung. Kupang terkepung terkungkung dirundung banjir.

Malam ini sungguh mencekam karena lampu tetap padam. Ia berdampak pula pada jaringan internet yang enggan konek. Akibatnya komunikasi dengan siapapun jadi terganggu terputus. Yang ada hanya deru angin dan suara curah air yang ribut membentur atap."

Begitulah sahabat, bagaimana aku menggambarkan keadaan sekitarku saat seroja lalu. Tapi goresan itu tidak aku tindaklanjuti karena itu tadi, tak laikbaca. Untungnya belum dibuang sehingga aku bisa perlihatkan padamu.

Kenapa tidak aku rapikan lalu teruskan ke media (baca: Blog) untuk dibaca banyak orang? Pertama, karena listrik di kampung kecilku ini padam selama kurang lebih sebulan sesudah seroja. Laptop tidak bisa difungsikan kalau tidak terhubung dengan listrik. Kedua, karena tulisan-tulisan yang sudah kutayangkan di blog dinilai tak bernilai. Takada gunanya. Takada pembelajaran darinya. OMG, kejam nian!

Dampak dari alasan kedua di atas, aku kehilangan percaya diri untuk menulis. Otak dan hati seolah kosong. Nalar dan rasa seperti memprotes. Mereka takmau berespon. Mati. Aku mencoba segala cara untuk mengembalikan dan menggerakkannya untuk berkarya. Namun tak satu pun tulisan terlahir. Nihil.

Dari pengalaman buruk yang berdampak nirkarya ini aku mendapat satu pembelajaran. Bahwa sebagai penulis, apalagi pemula sepertiku, berusahlah dan berjuang membuang segala sembilu kritik. Dari mana pun datangnya jangan biarkan dia merobek benteng kreasi, menyayat nalar dan rasa. Sebab sekali dia terluka, sukma jadi trauma.

Hari ini, Kamis tanggal 1 Juli 2021 aku menyulam kembali benteng kreasi yang robek. Aku memaksakan keberanianku untuk menulis. Aku tautkan percaya diriku pada Kepolisian Republik Indonesia yang sedang merayakan hari jadinya yang ke 75. Semoga dengannya, aku pun ikut dan terus dengan gagah bergerak ke depan meninggalkan jejak tapak kepengaranganku sebagai sebuah karya intelek. Semoga!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun