Otot Sebagai Sumber Keterampilan
Orang tidak hanya hidup dengan mengandalkan hati dan otak saja. Ia juga harus memenuhi segala kebutuhannya dengan berkarya. Untuk dapat berkarya dengan optimal mutlak diperlukan keterampilan. Yaitu kemampuan optimas olah otot.
Keterampilan itu terproduksi dari kecakapan otot ragawi. Mungkin seseorang pandai dan berhati mulia tetapi jika ia tidak mampu bekerja, itu tak akan berarti. Nihil. Hanya sebuah mimpi dan angan-angan belaka.
Keterampilan ragawi hanya bisa ada bila dilatih tanpa jenuh. Terus-menerus berlatih menajamkan keterampilan apapun yang ingin dicapai. Semua keterampilan tidak diperolah dengan banyak membaca dan diskusi. Ia hanya bisa diperoleh dengan melakukannya berulang-ulang alias berlatih keras tanpa henti. Tanpa jenuh.
Sebagai seorang pemimpin, kecakapan bekerja adalah sumber kewibawaannya. Jangan berharap seseorang (baca: pemimpin) memiliki wibawa jika ia takmampu bekerja. Atau kurang terampil bekerja. Atau tidak giat berkarya. Pemimpin haruslah orang yang cakap dan terampil bekerja berkarya.
Demi mencapai semua itu maka perlu ada kerjasama yang padu nan apik antara dosen dan mahasiswa. Dosen harus selalu rela menuangkan segala hal penting ke dalam piala-piala yang menganga. Dan mahasiswa kudu merelakan bejana pialanya diisi dengan semua hal keren nan bermanfaat.
Maka sekiranya ada dosen dan/atau mahasiswa yang tidak mau dengan rela menjalankan peranannya dengan baik maka itu artinya sebuah kegagalan. Gagal usaha dan perjuangan mengisi memenuhi piala-piala tersebut. Piala-piala yang merupakan sumber kekuatan seorang calon pemimpin masa mendatang.
  Â
Tilong-Kupang, NTT
Sabtu, 2 Januari 2021 (13.28 wita)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H