Mohon tunggu...
Yolis Djami
Yolis Djami Mohon Tunggu... Dosen - Foto pribadi

Tilong, Kupang.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Berburu Bersama Opa

16 Juli 2020   08:29 Diperbarui: 17 Juli 2020   08:00 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Cek, cek, cek." Semua yang menyaksikan pada bedecak kagum dan heran.

Sebagai ucapan terima kasih pada masyarakat sekitar Opa menyuruh membelek beberapa ekor untuk dibagikan. Lagi-lagi Om Kris, si pemuda enerjik itu yang mengomandoi. Dengan mata kasat aku mengikuti seluruh proses bagaimana ia memperlakukan rusa-rusa yang tak bernyawa itu. Liar dan kasar. Layaknya harimau yang sedang mencabik-menyantap mangsanya.

Ketika seluruh bagian dalam tubuh rusa itu telah disingkirkan ia membuat suatu atraksi. Ia meraup semua darah yang tertinggal dalam rongga badan rusa dengan kedua tangan. Ia tanpa ragu membawa ke mulut lalu meminumnya ludes tuntas tanpa sisa. Ia lakukan demikian berkali-kali hingga habis tandas darah binatang itu.

Wajahnya bersimbah darah. Semua terkesima. Kagum. Geli. Mual. Dan jijik. Semuanya bercampur aduk dalam dadaku. Mungkin orang lain juga demikian. "Biar apa, Om?" Kuberanikan diri bertanya walau bergidik.

"Biar sehat. Kuat. Napas panjang dan larinya cepat," jawabnya terbata di antara sengal napas.

"Oooo." Tanggap kami semua yang menyaksikannya hampir bersamaan.

Buruan yang tersisa setelah dibagi ada delapan ekor. Semuanya dilemparkan ke dalam bak jip. Kembali aku dan Om Kus yang mengawal mengawasi muatan itu. Kami menyusuri jalan yang sama kembali ke rumah, Sonaf.

Sonaf adalah tempat tinggal raja atau istana para raja di Timor. Ia merupakan pusat pemerintahan raja atau Fetor. Semacam keraton bagi raja-raja di Jawa. Sonaf tempat tinggal Opa tidak mewah tapi ada aura wibawa yang terpancar darinya.

Sebenarnya Pak Domi hanya mendapat satu ekor. Tapi Opa memberinya dua lagi sebagai hadiah. Kami pun berpisah setelah saling memberi salam dan ucapan terima kasih. Opa memang hebat. Kami berpesta!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun