Sukuk dan Pembangunan Berkelanjutan
Salah satu keunggulan sukuk adalah kemampuannya untuk mendukung proyek-proyek berkelanjutan. Di Indonesia, sukuk hijau (green sukuk) telah diterbitkan untuk mendanai proyek-proyek ramah lingkungan, seperti pembangunan energi terbarukan, pengelolaan limbah, dan mitigasi perubahan iklim.
Green sukuk ini tidak hanya menarik investor Muslim, tetapi juga menarik minat global, terutama dari investor yang peduli terhadap keberlanjutan lingkungan. Dengan demikian, sukuk menjadi instrumen keuangan yang relevan untuk menghadapi tantangan global, termasuk krisis iklim.
Potensi Sukuk di Indonesia
Sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim, Indonesia memiliki peluang besar untuk memperluas penerbitan sukuk, baik di sektor publik maupun swasta. Pemerintah telah memanfaatkan sukuk untuk membiayai berbagai proyek infrastruktur, seperti pembangunan jalan, jembatan, dan fasilitas pendidikan.
Namun, potensi ini juga memerlukan dukungan dari masyarakat. Literasi keuangan syariah perlu ditingkatkan agar masyarakat lebih memahami manfaat dan mekanisme sukuk. Dengan demikian, partisipasi masyarakat dalam investasi sukuk dapat meningkat, sekaligus mendorong perekonomian yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Sukuk bukan sekadar instrumen keuangan berbasis syariah, tetapi juga menjadi solusi inovatif untuk membiayai proyek-proyek berkelanjutan. Dengan memahami apa itu sukuk dan keunggulannya dibandingkan obligasi konvensional, masyarakat dapat memanfaatkannya sebagai alternatif investasi yang aman, sesuai syariah, dan mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Di tengah tantangan ekonomi global, sukuk hadir sebagai harapan baru. Bukan hanya bagi umat Muslim, tetapi juga bagi semua pihak yang menginginkan masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H