Mohon tunggu...
Yosefa Della
Yosefa Della Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo perkenalkan saya Yosefa Della. Semoga dengan blog ini saya bisa membantu teman-teman untuk berbagi informasi menarik.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Iklim Kerja Suatu Organisasi

11 Juni 2023   00:50 Diperbarui: 11 Juni 2023   00:54 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Halo sobat! Pada artikel ini kita akan membahas tentang pengaruh kepemimpinan dalam suatu organisasi terhadap iklim kerja. Ibarat sebuah kapal yang terombang-ambing di lautan, akan sampai pada tujuannya dengan aman bila memiliki nahkoda yang hebat. Nahkoda atau pemimpin kapal adalah dia yang memegang komando tertinggi untuk memandu anak buah kapalnya. Sama seperti seorang pemimpin disuatu organisasi atau perusahaan akan memandu bawahannya untuk mencapai tujuan organisasinya. Untuk itu, apakah gaya atau model kepemimpinan seseorang akan dapat mempengaruhi iklim kerja suatu organisasi? Silakan dibaca ya sobat!...

Kepemimpinan adalah kegiatan yang mempengaruhi tingkah laku seseorang baik secara perorangan maupun dalam kelompok, yang bertujuan untuk mencapai tujuan atau target tertentu. Tujuan tersebut bisa berasal dari tujuan perseorangan maupun tujuan kelompok. Menjadi seorang pemimpin dalam suatu organisasi bukanlah hal yang mudah karena sebagai seorang pemimpin harus mampu membimbing, bersikap adil dan menjadi contoh atau panutan bagi rekan kerjanya. Ketika ingin menjadi seorang pemimpin, maka penting untung mememahami terlebih dahulu kelemahan dan kelebihan diri sendiri, sehingga mampu dan matang menentukan visi dan misi organisasinya. Selain itu, seorang pemimpin juga harus memiliki keterampilan dalam komunikasi dan memotivasi rekan kerjanya.

Menurut Yukl dan Van Fleet (Dalam Hasibuan, 2018) mengartikan kepemimpinan adalah prosedur yang melibatkan pengaruh terhadap tugas, strategi organisasi, dan tujuan dengan memberi dampak pada individu di dalamnya untuk mewujudkan strategi, memelihara kelompok, mencapai sasaran atau target, mengidentifikasi, dan memberi pengaruh pada budaya suatu organisasi. Dalam menjalankan suatu organisasi harus mempunyai seorang pimpinan yang bijak untuk melihat masa depan, dan dapat menentukannya, serta bisa menangkap peluang untuk transformasi yang lebih baik (Damanik, 2019, hal. 102). Dapat dikatakan bahwa kondisi iklim kerja organisasi merupakan realitas psikologis yang benar-benar kuat yang disebabkan oleh kondisi badan atau lembaga, seperti perilaku dalam memimpin, sistem suatu lembaga, dan struktur badan atau organisasi (Anamofa, 2017).

Pernyataan-pernyataan tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan berpengaruh besar dalam keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi. Dalam menjalankan suatu organisasi, seorang pemimpin tidak bekerja sendiri melainkan dibantu oleh rekan kerjanya. Sehingga sangat penting bagi pemimpin untuk mempelajari bagaimana gaya kepemimpinan yang akan ia digunakan untuk memimpin rekan kerja dan mengelola organisasi.

Walau demikian, tidak jarang juga suatu badan memiliki pemimpin yang tak mampu menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai seorang pemimpin seperti, tidak memiliki visi yang jelas, tidak bisa memimpin dirinya sendiri, tidak fokus, tidak pandai dalam berkomunikasi, tidak bisa menerima pendapat atau saran dari orang lain, dan tidak bertanggung jawab. Sehingga hal ini akan memberi dampak negatif terhadap iklim kerja dan kinerja organisasi. 

PEMBAHASAN

Dalam memimpin suatu organisasi, gaya kepemimpinan memiliki peran penting dalam meningkatkan semangat kerja karyawan yang juga akan berdampak pada iklim kerja. Gaya kepemimpinan merupakan cara memimpin tertentu yang digunakan seorang pemimpin dalam suatu organisasi untuk mengatur dan membimbing rekan kerjanya. 

Menurut Fiedler 1973 (Asnawi, 1999), model atau gaya dalam memimpin adalah cara bagi pemimpin untuk menggerakkan rekan kerja atau bawahannya, dengan dapat mengaplikasikan model kepemimpinan yang mengutamakan tugas (task-oriented) atau model kepemimpinan yang mengutamakan jalinan / hubungan kerja (relationship oriented). Kedua hal ini merupakan cara yang baik, terutama bila dijalankan secara seimbang. Pemimpin yang mementingkan tugas cenderung akan lebih tegas menetapkan standar kerja yang tinggi, disiplin dan taat terhadap aturan. Selain itu, ia akan mengetahui secara pasti apa yang dirinya inginkan dan bagaimana cara untuk memperoleh hal tersebut. Sehingga dia ingin menyelesaikan segala pekerjaannya dengan sebaik mungkin. 

Sedangkan pemimpin yang mementingkan hubungan kerja dengan karyawan adalah pemimpin yang ingin lebih mengenal karyawannya, memperhatikan perkembangan karyawan secara individu, mau mendengarkan dan menerima pendapat atau saran dari karyawannya. Pemimpin yang mementingkan hubungan kerjanya dengan karyawan juga akan lebih muda memberikan dorongan motivasi dan apresiasi kepada karyawan. 

Ketika kedua hal tersebut digabungkan, yaitu model kepemimpinan yang berfokus pada tugas dan model kepemimpinan yang berfokus pada jalinan atau kekerabatan dalam kerja, maka akan tercipta model kepemimpinan yang birokrat. Pemimpin yang menggunakan gaya kepemimpinan birokrat akan sangat teliti dalam mengontrol situasi kerja, mengikuti aturan dan prosedur yang ditetapkan organisasi. Dengan demikian dapat tercipta iklim kerja organisasi yang positif.

Terkait gaya kepemimpinan, adapun 3 kelompok yang dapat memberi dampak terhadap gaya kepemimpinan seseorang adalah sebagai berikut.

Aspek yang berasal dari pemimpin meliputi latar belakang pengalaman masa lalu dan pengetahuan. Pemimpin yang memiliki pengalaman, pengetahuan dan wawasan yang luas cenderung menjadi lebih matang dan memiliki emosi yang stabil, sehingga akan mampu membimbing karyawannya menjadi lebih baik dan mampu menghadapi situasi-situasi sulit.

Aspek yang berasal dari bawahan mencakup kebebasan bekerja, kedewasaaan, independensi, dan hasrat untuk mendapatkan wewenang dan tanggung jawab. Dalam hal ini bawahan atau karyawan mendapat kebebasan dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini berarti seorang pemimpin juga harus bisa menghargai dan menghormati serta dapat berpihak pada karyawannya.

Aspek yang timbul dari kondisi lingkungan mencakup karakteristik tugas, preferensi gaya kerja kelompok, dan tekanan waktu. Pola kepemimpinan seseorang juga akan dipengaruhi oleh lingkungan kerjanya, sifat dari pekerjaan yang dilakukan, dan tekanan waktu dalam menyelesaikan pekerjaannya.

Dalam (Rahmat, 2018), Veithzal Rivai dan Deddy Mulyadi (2013:20) mengemukakan bahwa menjadi pemimpin yang terbaik adalah pemimpin yang mempunyai keahlian yang meliputi kemampuan, karakter serta pemimpin yang bisa menafsirkan situasi bawahan dan kondisi iklim lingkungan kerjanya. Iklim lingkungan kerja akan mengikut gaya kepemimpinan yang diaplikasikan oleh pemimpin. 

Ketika gaya kepemimpinan yang digunakan mampu mendukung atau menyelesaikan pekerjaan organisasi dan dapat membangun hubungan kerja yang baik dengan karyawan, maka akan tercipta iklim kerja yang sangat baik. Sebaliknya, ketika gaya kepemimpinan yang digunakan tidak mampu mampu menuntaskan permasalahan dalam organisasi tersebut, maka iklim kerja akan kurang baik atau buruk. Oleh karena itu, kepemimpinan memang memiliki hubungan terhadap iklim kerja suatu organisasi. 

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan, terdapat pengaruh kepemimpinan terhadap iklim kerja suatu organisasi. Seorang pemimpin biasanya memiliki gaya/model kepemimpinan tertentu, seperti model dalam memimpin yang berpusat pada tugas, ikatan atau kekerabatan dalam bekerja dengan karyawan, atau model kepemimpinan birokrasi (kepemimpinan birokrasi menggabungan antara tugas dan hubungan kerja dengan karyawan). Oleh karena itu, gaya kepemimpinan yang digunakan akan menentukan iklim kerja organisasi menuju kearah yang baik atau kearah yang buruk.

DAFTAR PUSTAKA

Anamofa, J. N. (2017). Analisis Pengaruh Gaya dan Situasi Kepemimpinan Terhadap Iklim Kerja Universitas Halmahera. JAS-PT Jurnal Analisis Sistem Pendidikan Tinggi, 1(2), 53. https://doi.org/10.36339/jaspt.v1i2.80

Asnawi, S. (1999). Semangat Kerja dan Gaya Kepemimpinan. Jurnal Psikologi, 2(2), 86–92.

Damanik, B. E. (2019). Pengaruh Kepemimpinan dan Iklim Kerja Terhadap Semangat Kerja Guru. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 2(2), 101–109. http://ejournal.upg45ntt.ac.id/index.php/ciencias/index

Hasibuan, S. M., & Bahri, S. (2018). Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen, 1(1), 71–80. https://doi.org/10.30596/maneggio.v1i1.2243

Rahmat, A. (2018). DOKTOR MANJEMEN UNIVERSITAS PASUNDAN Adi Rahmat NPM: 139010058 UNPAS-2018. Program Doktor Manajemen Pascasarjana Universitas Pasundan, 1–20.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun