Setelah tadi disinggung secara singkat bagaimana sifat-sifat PVC, mari kita ulas lebih dalam baik itu bahan PVC-nya sendiri ataupun kabel PVC. PVC mempunyai sifat keras dan kaku. Kekuatan benturannya baik, mudah mengalami perubahan bentuk akibat panas dan cahaya, mudah disintesis, bentuknya serbuk putih sehingga mudah diolah, mudah larut dalam suhu kamar serta tidak mudah terbakar. Oleh karena mudah terdegradasi akibat panas dan cahaya, PVC dapat juga direkayasa sehingga tahan panas dan tahan cuaca untuk penggunaan di alam terbuka.
Sifat -- sifat mekanik dari material plastis seperti PVC polimer tergantung dari beberapa parameter salah satunya suhu transisi gelas (Tg) yaitu kemampuan material berwujud padat berubah dari keadaan kaku menjadi karet. Material PVC polimer yang termasuk amorf (suatu zat padat yang tidak memiliki struktur menyerupai kristal atau struktur yang tidak teratur) mempunyai nilai Tg yang maksimum dan minimum. Jika harga Tg mendekati nilai suhu kamar maka dapat dikatakan material itu bersifat plastis.
Setiap bahan PVC yang digunakan sebagai isolator kabel memiliki karakteristik masing-masing yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan para penggunanya. Berikut beberapa di antaranya.
- Cold Resistance PVC: Cold resistance PVC dikenal karena ketahanannya akan suhu dingin yang ekstrim, bahkan hingga di bawah 0C.
- Heat Resistant PVC: Heat resistan PVC mampu menahan suhu ekstrim hingga mencapai 90C. Hal ini disebabkan oleh lapisan isolatornya memiliki kemampuan yang sangat baik untuk menyesuaikan kabel pada lingkungan dengan suhu yang sangat tinggi.
- Oil Resistant PVC: Karena memiliki ketahanan terhadap minyak dan paparan bahan kimia, oil resistant PVC banyak digunakan dalam berbagai aplikasi industri dan manufaktur
Polimer PVC dibentuk melalui serangkaian proses yang disebut sebagai polimerisasi. Dalam polimerisasi ini terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap inisiasi, tahap propagasi dan tahap terminasi sebagai tahap akhir polimerisasi. Untuk lebih jelasnya, berikut merupakan proses polimerisasi untuk bahan polimer PVC.
- Tahap insiasi, merupakan tahapan reaksi pembentukan sumber radikal yang akan mengaktifkan monomer menjadi radikal bebas. Radikal bebas adalah atom atau gugus atom yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan dan bersifat sangat reaktif yang dilambangkan dengan adanya sebuah tanda titik (*) pada atom tersebut.
R* + CH2 = CHCl R* - CH2 - CHCl - Tahap propagasi, merupakan tahapan reaksi dimana monomer -- monomer aktif akan bereaksi dengan monomer lain sehingga akan membentuk polimer rantai panjang dan masih aktif atau tahap pertumbuhan atau pemanjangan rantai.
R* - CH2 - CHCl R*- CH2 -- CHCl - CH2 - CHCl - Tahap terminasi, merupakan tahap penghentian reaksi dimana 2 rantai monomer aktif akan saling bergabung satu sama lain kemudian berubah menjadi non-aktif yang artinya polimer ini telah selesai melewati proses polimerisasi.
R* - (CH2-CHCl) - CH2 -- CHCl + CH - CH2 - (CHCl - CH2) -- R* R* - (CH2-CHCl) - CH2 -- CHCl - CHCl - CH2 - (CHCl - CH2) -- R*
Setelah mengetahui beberapa hal mengenai isolator kabel PVC mulai dari pengertian sampai dengan tahap reaksi, lalu bagaimana isolator kabel PVC itu dibuat dan bagaimana proses dalam melapisi kabel dengan bahan PVC tersebut?
Pelapisan kabel umumnya dilakukan dengan menggunakan proses ekstrusi. Proses  ekstrusi adalah suatu teknik pemrosesan dengan tekanan untuk mengubah material (dalam hal ini termoplastik) dalam bentuk bubuk atau butiran menjadi lelehan dan mendorong lelehan tersebut melalui tempat cetakan (shaping die) yang terletak di ujung akhir mesin untuk menghasilkan produk kontinu yang panjang. Ekstrusi ini merupakan suatu proses yang  mengombinasikan beberapa proses diantaranya meliputi pencampuran, pemasakan, pengadonan, penghancuran, pencetakan, dan terakhir pembentukan.
Pelapisan kabel umumnya dilakukan dengan menggunakan ekstruder (mesin ekstrusi) ulir tunggal. Pada  mesin ekstrusi ulir tunggal ini mempunyai bagian utama berupa sebuah  poros berulir yang berfungsi untuk mendorong dan menekan bahan biji plastik (pellet) hingga keluar dari cetakan.
Â
Tujuan dari proses ekstrusi diantaranya adalah untuk mendapat pellet dengan spesifikasi berbeda dengan sebelumnya, dikarenakan biji plastik yang masuk dicampur dengan bahan lain sehingga produk yang keluar mempunyai spesifikasi yang khusus (berbeda). Pada proses ekstrusi terjadi peristiwa transfer resin/biji plastik dari satu titik ke titik lain menggunakan ulir, kemudian terjadi pelelehan dan penekanan. Secara prinsip pellet masuk dalam wadah (hopper) kemudian dibawa oleh ulir sambil mengalami proses pelelehan. Panas berasal dari kumparan yang dipasang di sekeliling ulir. Begitu pergerakan bahan menuju  ujung, terjadi kenaikan tekanan karena bahan polimer pasti melalui lubang kecil sedangkan dari belakang ulir akan terus bergerak menekan. Bahan yang keluar selanjutnya bisa  diterima oleh cetakan untuk dicetak.Â