"Mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat," gumamku.
"Begitulah, miris memang," tanggap Bang Supratman pendek, "lalu apalagi?"
"Ah ya beberapa tahun lalu, aku dengar di kota ini, ada siswa SMA yang dihamili oleh teman sebayanya. Mereka kenal lewat Facebook. Tapi, entah kemana laki-lakinya tidak mau tanggung jawab atau apa, dia memutilasi siswi SMA itu---dalam keadaan mengandung." Aku bergidik ngeri.
"Dari kasus ini aja, kita bisa paham kalau peran orangtua itu sangat penting dalam mengawasi anak-anaknya di dunia maya. Karena kalau dilepas, ya... bisa bahaya."
Bang Supraman tersenyum kecil. Tiba-tiba saja baik atau pun dia tidak ada yang bersuara. Suasana pun berubah. Melirik Tukang Bakso di sebelahku itu. "Ada apa, Bang?"
"Saya gak tau mau ngomong apa," balasnya masih dengan senyum kecil, dia terkekeh. Aku sendiri jadi heran, maka aku milih diam, "Peranan orang tua memang penting. Tapi saya rasa, saya gak pantas memberi pendapat tentang ini."
"Lho? Kenapa?"
"Saya gak berpengalaman mendidik anak dengan baik. Karena, saya sendiri saja... gagal menjadi Ayah."
"Tapi, apa Bang Supraman gak masalah kalau penonton tau tentang ini?"
Dia menyengir, cukup lebar. "Sebagian orang mungkin menganggapnya aib. Tapi, saya gak pengin nantinya ada Misha-Misha lain lagi di luar sana makanya saya mau berbagi kisah."
"Kalau dilihat lagi, menurut aku, Abang bukan salah didik kok. Memang sudah takdir Tuhan saja."