Minat baca adalah salah satu bentuk kebutuhan dasar manusia modern dalam kaitannya dengan pemenuhan rohani (Priyanto, 2009 : 10-13)
Pembaca yang sangat termotivasi adalah orang yang mampu membuat diri mereka mempuyai kesempatan menjadi literasi dan mereka mulai membuat diri mereka sebagai pembelajar literasi (Guthrie, 2001 : 18-20)
Semakin besar peluang masyarakat untuk membaca melalui fasilitas yang tersebar luas, semakin besar pula stimulasi membaca sesama warga masyarakat (Baderi, 2005 : 23-25)
Peranan pemerintah merupakan abdi sosial dari keperluan-keperluan yang perlu diatur dalam masyarakat (Tjokroamidjojo, 1995 : 18)
BAGIAN (TEMUAN DAN ANALISIS)
- Kondisi Minat Literasi Masyarakat Indonesia di Era DigitalÂ
Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbanyak di dunia yang mencapai 279.000.000 juta jiwa, hal ini membuat Indonesia berada pada negara dengan populasi manusia terbanyak di dunia pada posisi ke-4. Tetapi, bukan berarti dengan populasi yang banyak, maka sumber daya manusia juga baik. Hingga saat ini kualitas sumber daya manusia di Indonesia masih tergolong rendah. Data BPS menunjukan bahwa Indonesia masih didominasi oleh tamatan  SD ke bawah (tidak/belum pernah sekolah/belum tamat SD/ tamat SD), yaitu sebesar 39,1% pada bulan Februari 2022. Hal ini sangat berhubungan dengan minat baca masyarakat Indonesia yang masih tergolong rendah.
Ada beberapa faktor eksternal yang memengaruhi perkembangan masyarakat Indonesia dalam literasi membaca. Minat baca yang rendah dipengaruhi oleh pendidikan yang rendah, karena masih banyak anak-anak di Indonesia ataupun orang tua yang masih belum bisa membaca dengan baik. Hal itu bukan tanpa sebab, banyak hal yang mempengaruhi itu semua. Diantaranya adalah peduduk Indonesia yang sangat banyak, wilayah Indonesia yang sangat luas, ekonomi di Indonesia belum baik, pemerataan pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya mendapatkan pendidikan yang layak, dan masih banyak infrastruktur yang belum layak untuk dijadikan tempat belajar. Dengan adanya masalah seperti ini seharusnya pemerintah melakukan usaha yang lebih lagi, untuk meminimalisir permasalahan seperti ini.
Bukan hanya faktor eksternal seperti di atas yang mempengaruhi minat baca di Indonesia yang masih tergolong rendah, tetapi faktor internal juga berpengaruh dalam kualitas literasi Indonesia. Faktor internal tersebut diantaranya adalah malas, kemauan dalam diri sendiri yang enggan untuk membaca, masyarakat Indonesia yang masih mempertahankan budaya instan tanpa proses, dan kurangnya motivasi dari lingkungan sekitarnya. Jika seseorang yang mempunyai kemampuan untuk menjadi pembaca yang baik, tetapi ia memilih sifat malasnya dan enggan untuk membaca, maka hasilnya sama saja. Inilah yang membuat masyarakat Indonesia memiliki minat baca yang rendah.
Pada tahun 2023, Indonesia menempati posisi ke-62 dari 70 negara dalam persentase minat baca di dunia. Ini menandakan bahwa Indonesia merupakan negara dengan minat baca yang masih sangat rendah di bandingkan dengan negara lain. Bahkan, seorang pengamat mengamati perbandingan masyarakat di Indonesia ini dengan yang membaca dan yang tidak membaca. Penelitian menghasilkan bahwa, dari 1000 orang di Indonesia hanya satu orang dari 1000 orang yang mempunyai minat untuk membaca. Tapi, sisi baiknya adalah di tahun 2023 ini, Indonesia mendapati kenaikan presentase minat baca di masyarakat, yaitu sebesar 7,4% dari tahun sebelumnya. Hal ini menandakan, bahwa perlahan masyarakat Indonesia mulai semakin berkembang dalam hal minat literasi membaca. Perlahan tapi pasti, Indonesia akan mempunyai sumber daya manusia yang baik dimasa yang akan datang dam perlahan masyarakat Indonesia akan sadar bahwa betapa pentingnya membaca di era digital ini.
- Peran Teknologi dalam Meningkatkan Kemajuan Literasi Membaca
Di zaman yang serba modern seperti ini, kita sudah dimanjakan dengan adanya teknologi yang sangat berkembang. Teknologi yang sudah mempermudah kehidupan manusia dalam melakukan berbagai hal dengan mudah. Seperti contoh, kita mendapatkan infomasi dari berbagai media disekitar kita dengan cepat, setiap harinya selalu ada berita-berita terbaru yang terjadi di masa sekarang. Berkembangnya platform media sosial seperti, whatsapp, instagram, twitter, facebook, dan media-media yang lain, semakin memperluas adanya persebaran berita kabar terkini dengan cepat tanpa melalui media kertas seperti surat kabar seperti dahulu.
Dengan adanya perkembangan teknologi yang sudah sangat maju, ini memengaruhi perubahan tingkat minat baca literasi masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia sudah sangat mudah untuk mendapatkan sebuah informasi terbaru dan itu juga tidak menutup kemungkinan berita-berita bohong, berita-berita palsu, berita-berita hoax, tersebar dengan mudah melalui platform media sosial sekarang. Jika kita tidak memilah dan memilih mana berita yang benar dan mana yang salah, kita akan mudah menerima berita yang ada di depan kita saat itu juga, tanpa berfikir dan mencari tau kebenaran soal berita yang disampaikan. Dengan adanya masalah seperti ini, kita harus lebih bijak dengan literasi membaca. Dengan membaca, kita akan bisa membuka wawasan yang lebih luas.