Ya, aku memang merasakan kemudahan yang dihadirkan aplikasi ini. Apalagi tarif yang disodorkan pun lebih murah jika dibandingkan dengan taksi konvensional. Maka, jika bepergian bersama keluarga, aku selalu memanfaatkan GrabCar. Jika pergi sendiri, lebih sering pakai GrabBike. Sementara jika lagi "mager" alias malas gerak, tinggal pilih GrabFood untuk mendapatkan kudapan atau santapan sesuai selera.
Grab bagai teman setia yang mampu menghadirkan segala keperluan; sahabat yang #SelaluBisa saat dibutuhkan.
Februari, 2019
Sudah satu tahun, Grab bersamaku, menjadi teman setia; menyajikan solusi di setiap keperluan. Aku sudah hapal dengan fitur-fitur yang ada dalam aplikasi tersebut. Bahkan sudah bisa mengajari teman yang baru memanfaatkan aplikasi ini.
Interaksiku dengan Grab kian intim. Setiap kali naik GrabCar atau GrabBike, aku selalu mengobrol dengan sang driver. Dari obrolan demi obrolan muncul keinginan mengadu nasib menjadi driver ojek online alias ojol.
Dan benar. Pada medio ini, aku mendaftarkan diri sebagai driver GrabBike. Nampaknya gayung sedang bersambut. Saat itu, memang sedang ada pendaftaran driver untuk wilayah Banyumas, Jawa Tengah.
Pendaftarannya pun tak perlu ribet; yang penting semua dokumen lengkap, semua lancar. Ya, cukup satu hari, aku langsung dapat jaket dan helm hijau khas Grab. "Aku sekarang driver ojek online, mitra Grab!" ucapku dalam hati.
Maret, 2019
Awal bulan ini, aku memulai perjalananku sebagai driver GrabBike. Areaku mencakup Kabupaten Banyumas. Hari pertama, order pertama pun datang: Sokaraja-Jatilawang. Jaraknya sekira 45 kilometer dengan ganjaran upah Rp 52 ribu. "Lumayan," ucapku dalam hati.
Hari-hariku diisi dengan orderan GrabBike, GrabFood, dan GrabExpress. Mulai jarak dekat hingga ke luar kota. Momen-momen ramai, seperti Lebaran 2019, membuat orderan tak pernah sepi. Pundi-pundi pendapatan pun bertambah.
Menjadi driver GrabBike juga membuat aku mengetahui perilaku pengguna aplikasi ini, mulai dari anak sekolahan, karyawan perusahaan, emak-emak rumahan, sampai orang-orang yang telah lanjut usia. Perilaku mereka pun beragam. Ada yang pesan, lalu dibatalkan. Ada yang hanya pesan makanan di warung sebelah rumah. Ada yang tak punya uang tapi berani pesan. Ada yang tak mau uang kembalian. Ada yang memberi tips berlebih. Ada yang pesan makanan, antarnya keluar kota.
Ini memang #AplikasiUntukSemua; untuk semua orang, tak mengenal kenal umur, jenis kelamin, status, agama, aliran politik, pendidikan, dan yang lain. Ini juga #AplikasiUntukSemua; mulai dari kebutuhan di ujung rambut, turun ke mulut dan perut, sampai ke lutut.
Bagiku, selain menjadi teman yang bisa memudahkan untuk memenuhi aneka keperluan, Grab juga hadir sebagai rekan yang memberi "tambahan" pendapatan. Grab bukan hanya solusi di tengah kemacetan lalu lintas kota, tapi sebuah kemudahan yang hadir dalam kehidupan sehari-hari.