Dengan kombinasi kekayaan masa lalu dan perkembangan kontemporer tersebut, Willem percaya Indonesia adalah negara dengan masa depan yang penuh harapan. Apalagi, Indonsia saat ini juga menjadi motor kawasan Asia Tenggara, menjadi Anggota G-20 dan juga anggota Dewan HAM serta Dewan Keamanan PBB. Karena itulah, Indonesia dinilai sebagai mitra yang sangat penting bagi Belanda.
Artinya, Raja Willem juga mengakui Indonesia sudah sejajar dengan Belanda. Ini sangat berbeda dengan situasi 75 tahun lalu ketika Indonesia masih dianggap koloni, dan dinilai tak layak memerdekakan diri. Atas pengakuan itu jugalah, rombongan Raja dan Ratu Belanda mengajak rombongan besar untuk memperkuat kerja sama strategis dengan Indonesia.Â
Di antara kerja sama baru yang penting, yaitu: produksi kelapa sawit berkelanjutan, pemberdayaan perempuan, penguatan perdamaian dan keamanan, serta pengendalian penyakit menular. Selain itu, ada juga kerja sama antar pelaku bisnis senilai 1 milyar USD. Semua itu dlakukan dalam kerangka kerja sama yang sejajar dan saling menguntungkan kedua negara.
3. Era Baru Pergaulan Global
Kunjungan kenegaraan Belanda ke Indonesia yang hangat ini juga menyiratkan satu lembaran baru pergaulan global. 75 tahun pasca kemerdekaan Indonesia, dunia sudah sangat berbeda. Dulu sekat antar negara sangat kuat, diwarnai persaingan keras antara negara-negara di belahan selatan dan utara. Saat itu belahan selatan dunia, khususna di wilayah Asia dan Afrika adalah negara-negara jajahan atau negara-negara yang baru merdeka. Sementara bagian utara adalah negara-negara maju yang masih belum rela melepaskan koloninya di bagian selatan.
Sekarang, situasi sudah berbalik. Negara-negara bagian selatan, termasuk Indonesia sudah berkembang pesat dan berdiri sejajar dengan negara-negara Eropa. Sebaliknya, justru negara-negara Eropa saat ini menghadapi dilema ekonomi cukup serius.Â
Pertumbuhan negara-negara maju sudah stagnan, sementara model koloni, agresi dan penjajahan telah menjadi musuh bersama masyarakat dunia. Tak ada pilihan bagi mereka, selain merapat dan berkolaborasi dengan negara-negara selatan. Di sinilah Indonesia memegang peran penting sebagai negara di kawasan selatan yang pengaruhnya semakin penting bagi masyarakat dunia.
Titik balik geopolitik global ini juga membawa harapan baru tentang masyarakat dunia yang kian terikat persaudaraan. Sekat antar negara kian tipis, dan ikatan solidaritas global kian menguat. Raja Willem pun sependapat bahwa hubungan Indonesia-Belanda ke depan akan memperkokoh pedamaian, keadilan dan perlindungan terhadap minoritas di dunia. Ketiganya merupakan bagian pokok persaudaraan antar negara di seluruh dunia. Begitulah, nasionalisme dan internasionalisme, adalah dua sisi dalam sekeping mata uang yang tak terpisahkan.
Meski pun, di luar semua alasan itu, mungkin saja rombongan Belanda juga ingin menjenguk Jakarta, sebelum Ibu Kota negara dipindah ke Kalimantan. Ke depan Ibu Kota baru ini pun akan jadi penanda episode baru kemajuan Indonsia, yang berkembang seiring lembaran baru masyarakat dunia yang juga terus bergulir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H