Dalam berbagai pernyataannya, Jokowi kerap menyinggung bahwa dunia hari ini ditentukan oleh kecepatan. Kalau dulu negara besar mengalahkan yang kecil, negara kaya mengalahkan yang miskin, hari ini negara yang bergerak cepat mengalahkan negara yang lambat. Prof.Rhenald Kasali menyebut fenomena hari ini sebagai disrupsi, perubahan cepat yang menggusur kemapanan. Inovasi baru menjadikan temuan-temuan lama tidak relevan lagi.Â
Contohnya Kodak dan Fuji yang sempat menguasai dunia fotografi, akhirnya tergusur oleh foto digital, yang menghasilkan produk visual jauh lebih cepat dan praktis. Dan memang, teknologi digital adalah piranti pokok yang memungkinkan segala sesuatu berjalan lebih cepat. Kabar baiknya, Indonesia memiliki modal sangat besar untuk memperkokoh kekuatan digitalnya.
1. Ekonomi Digital Indonesia Kuasai Asia Tenggara
Pada 2015, nilai ekonomi digital di Indonesia baru sebesar 8 miliar USD. Angka itu naik lima kali lipat pada 2019, di mana nilai ekonomi digital Indonesia mencapai 40 miliar USD. Dan pada 2025, nilai itu diperkirakan terus meroket hingga 133 miliar USD. Pertumbuhan yang sangat pesat itu tak lepas dari ekosistem digital yang sangat dinamis di Indonesia.Â
Pada 2019, penetrasi internet di Indonesia telah mencapai 65 persen populasi, naik 10 persen dari tahun sebelumnya yang mencatat angka 55 persen. Akses internet itu berjalan seiring tumbuhnya berbagai start up digital, yang mulai berkembang menjadi perusahaan-perusahaan besar, bahkan merambah berbagai pangsa luar negeri.Â
Hingga kini Indonesia mencatat 2.193 start-up yang 4 di antaranya adalah unicorn, dan 1 di antaranya telah bertransformasi menjadi decacorn. Kondisi inilah yang membuat Indonesia menjadi negara dengan perkembangan ekonomi digital paling cepat dan paling besar di Asia Tenggara. Nilai ekonomi digital Thailand yang paling mendekati Indonesia, hanya sebesar 16 miliar USD, atau kurang dari separuh nilai ekonomi digital Indonesia.
2. Microsoft Puji Perkembangan Digital Indonesia
Pesatnya ekonomi digital di Indonesia menuai apresiasi dari CEO Microsoft, Satya Nadella. Dalam pidatonya di Indonesia Digital Economy Summit (27/02/2020), bos raksasa software dunia ini merasa beruntung telah bekerja sama dengan Indonesia selama 25 tahun. Dan hari ini, Nadella merasa takjub dengan berbagai capaian para inovator Indonesia. Satya mencontohkan karya Michael Sitorus, siswa SMAN 1 Ungaran yang menjuarai The Asia Pacific Top Coder 2018.Â
Dalam kejuaraan itu, Sitorus menyusun kode program yang menggambarkan perkembangan Indonesia dari era pra sejarah hingga kekinian, dengan segala kekayaan budayanya. Contoh lain, Ria Miranda, peranang busana Indonesia yang menggunakan Artificial Intelligence untuk mendesain busana, termasuk hijab modern.Â
Dan menurut Satya, masih banyak organisasi, start-up dengan berbagai inovasi yang tak bisa disebut satu per satu. Perkembangan dan capaian itulah yang membuat Microsoft makin terpikat oleh ekonomi digital di Indonesia, dan Satya Nadella pun berkomitmen untuk menanam modal lebih besar di Indonesia.
3. Kembangkan UMKM, Perkuat Perusahaan Nasional, Efektifkan Pemerintahan
Baik Jokowi maupun Nadell sependapat, bahwa perkembangan ekonomi digital tak cukup hanya menjadikan Indonsia sebagai pasar. Sebaliknya, ekonomi digital mampu membantu para pelaku UMKM untuk memasarkan dan mengembangkan produk-produk unggulannya. Marketplace yang menembus sekat-sekat ruang, memungkinan produk-produk UMKM terhubung dengan semua sudut Indonesia maupun dunia. Di sisi lain, ekonomi digital juga memungkinkan berbagai perusahaan besar di Indonesia untuk memperluas jangkauannya hingga ke luar negeri.Â
Gojek salah satunya, aplikasi dari PT Karya Anak Bangsa ini bahkan sudah beroperasi di beberapa negara ASEAN. Dan yang tak kalah penting, teknologi digital juga sangat mendukung untuk membuat kebijakan secara efektif, efisien, cepat, dan akurat. Model Big Data misalnya, bisa membantu pemerintah mengumpulkan data secara cepat dan memprosesnya secara akurat, sehingga menghasilkan keputusan yang paling tepat. Dan selain itu, masih banyak lagi pendekatan digital yang sangat berguna bagi proses sosial, ekonomi maupun pemerintahan.
Posisi Indonesia sebagai penguasa ekonomi digital di Asia Tenggara saat ini adalah modal yang sangat berharga. Nilai ekonominya, berikut ekosistem dan capaian-capaian inovatif yang dihasilkan adalah bahan bakar penting bagi Indonesia, agar berpacu lebih cepat menghadapi negara-negara lain di dunia.Â
Dan kabar baik lainnya, Indonesia juga sudah menggeber proyek Pala Ring, penyambungan serat siber optik yang menghubungkan 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Dengan begitu, Indonesia hari ini bukan sekedar negara besar, tapi tengah bermetamorfose menjadi negar super cepat, dan siap menyalip negara-negara besar yang selama ini telah mapan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H