Baik Jokowi maupun Nadell sependapat, bahwa perkembangan ekonomi digital tak cukup hanya menjadikan Indonsia sebagai pasar. Sebaliknya, ekonomi digital mampu membantu para pelaku UMKM untuk memasarkan dan mengembangkan produk-produk unggulannya. Marketplace yang menembus sekat-sekat ruang, memungkinan produk-produk UMKM terhubung dengan semua sudut Indonesia maupun dunia. Di sisi lain, ekonomi digital juga memungkinkan berbagai perusahaan besar di Indonesia untuk memperluas jangkauannya hingga ke luar negeri.Â
Gojek salah satunya, aplikasi dari PT Karya Anak Bangsa ini bahkan sudah beroperasi di beberapa negara ASEAN. Dan yang tak kalah penting, teknologi digital juga sangat mendukung untuk membuat kebijakan secara efektif, efisien, cepat, dan akurat. Model Big Data misalnya, bisa membantu pemerintah mengumpulkan data secara cepat dan memprosesnya secara akurat, sehingga menghasilkan keputusan yang paling tepat. Dan selain itu, masih banyak lagi pendekatan digital yang sangat berguna bagi proses sosial, ekonomi maupun pemerintahan.
Posisi Indonesia sebagai penguasa ekonomi digital di Asia Tenggara saat ini adalah modal yang sangat berharga. Nilai ekonominya, berikut ekosistem dan capaian-capaian inovatif yang dihasilkan adalah bahan bakar penting bagi Indonesia, agar berpacu lebih cepat menghadapi negara-negara lain di dunia.Â
Dan kabar baik lainnya, Indonesia juga sudah menggeber proyek Pala Ring, penyambungan serat siber optik yang menghubungkan 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Dengan begitu, Indonesia hari ini bukan sekedar negara besar, tapi tengah bermetamorfose menjadi negar super cepat, dan siap menyalip negara-negara besar yang selama ini telah mapan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H