Mohon tunggu...
Yoga Mahardhika
Yoga Mahardhika Mohon Tunggu... Konsultan - Akademisi, Budayawan & Pengamat Sosial

Pembelajar yang ingin terus memperbarui wawasan, mempertajam gagasan, memperkaya pengalaman dan memperbesar manfaat untuk sesama.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

BPIP Makin Efektif Kawal Pancasila

5 Februari 2020   18:13 Diperbarui: 5 Februari 2020   18:12 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Antarafoto.com

Pancasila sebagai ideologi kebangsaan sudah final dan tak perlu diperdebatkan. Karena itulah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dibentuk melalui Peraturan Presiden (Perpres) no 07 tahun 2018 yang sekaligus mengganti format kelembagaan sebelumnya, yaitu Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP).

Transformasi UKP-PIP menjadi BPIP ini bermaksud mengefektifkan fungsi koordinasi, sinkronisasi, pengendalian dan pembinaan ideologi Pancasila secara menyeluruh dan berkelanjutan. Sayang, fungsi BPIP terhambat seiring pengunduran Yudi Latief selaku Kepala BPIP pada pertengahan 2018, dan sejak itu posisinnya dijabat pelaksana tugas. Baru hari ini (05/01/2020), presiden melantik Kepala BPIP definitif, yaitu Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, MA, PhD. Dengan pelantikan ini, kinerja BPIP akan kembali menguat. Lalu kenapa Yudian Wahyudi yang dipilih?

1. Ilmuwan Sekaligus Ulama

Sesuai gelarnya, Yudian Wahyudi adalah sosok yang memiliki predikat panjang di bidang agama sekaligus ilmu pengetahuan. Rektor UIN Sunan Kalijaga, yogyakarta periode 2016-2020 menempuh kajian formal di UIN Sunan Kalijaga pada program strata 1 jurusan Hukum Islam. Selanjutnya, dia menyabet gelar Master dan Doktoral di McGill Uniersity, Kanada pada jurusan Islamic Studies.

Dan yang tak banyak diketahui, sebelum menempuh jenjang pendidikan tinggi, Yudian juga tamat di dua pesatren, yaitu pesantren Tremas Pacitan (1978) dan Pesantren Al Munawir, Krapyak, Yogyakarta (1979). Riwayat pendidikan itu saja cukup menggambarkan Yudian sebagai sosok yang cukup lengkap mengantongi ilmu islam maupun ilmu pengetahuan modern.

2. Kaya Pengalaman

Tak sekedar mejalani pendidikan sebagai rutinitas, Yudian juga terbukti menerapkan ilmu-ilmunya dalam keseharian. Terkait aktivitas sosial keagamaan, dia mendirikan Tarekat Sunan Anbia yang menjalani shalat hajat sebagai rutinitas harian.

Yudian juga mendirikan Pesantren Nawesea dengan pendidikan agama tingkat lanjut. Adapun untuk mendidik generasi kanak-kanak dan remaja, Yudian mendirikan Yayasan Sunan Averos yang mengelola pendidikan tingkat SD hingga SMA.

Dan terkait aktivitas keilmuan, Yudian telah menerbitkan 53 buku terjemahan dari bahasa Arab, Inggris dan Prancis yang dialihkan ke bahasa Indonesia. Itu tak mengherankan, mengingat Yudian menguasai 4 bahasa asing, yaitu: Arab, Inggris, Prancis dan Jerman.

Dia juga menerbitkan buku-buku kajian islam hasil pemikirannya. Dengan berbagai kapasitasnya itu, Yudian pun tercatat sebagai Dosen Pertama Perguruan Tinggi Islam Keagamaan Negeri (PTKIN) yang menjadi anggota American Association of University Professor.

3. Tegas Terhadap Radikalisme

Sebelum jauh menyelami aktivitas akademik dan kegiatan sosial, Yudian lahir dan dibesarkan oleh keluarga militer, dan terbiasa dengan tradisi nahdliyin. Latar belakang itu menempanya menjadi orang yang memegang karakter kebangsaan, meskipun malang-melintang di dunia internasional. Tak heran, Yudian pun sangat tegas memperjuangkan islam moderat yang berkarakter nasional.

Salah satu ketegasannya, yaitu terkait pandangan bahwa mengenakan cadar bukanlah ajaran islam, sehingga tidak harus diikuti oleh kaum muslim di Indonesia. Sebaliknya, Yudian menilai ajaran islam harus selaras dengan kehidupan yang toleran antar umat.

Dan khusus untuk Indonesia, Islam menurut Yudian harus senafas dengan Pancasila. Dia berani menyampaikan menegakkan pandangan-pandangannya itu, karena memang memilki bekal ilmu dan pengalaman yang panjang untuk memperjuangkannya.

Dari ulasan singkat tentang sosok Yudian Wahyudi tersebut, terlihat jelas bahwa Presiden Jokowi telah memilih sosok yang tepat untuk memimpin BPIP. Setelah pelantikan kepala definitif ini, BPIP akan lebih kencang menjalankan program-program penguatan dan pengarusutamaan ideologi pancasila. Dan ini adalah alarm buruk bagi ideologi intoleran yang selama ini berusaha mencari celah untuk menggerogoti Pancasila.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun