Kenapa harus ada masalah?
Kenapa harus sempurna?
...
“Pak, suami saya itu kadang-kadang mendukung saya dalam bisnis ini kadang-kadang tidak mendukung saya dalam bisnis ini,” kata seseorang di Medan bulan beberapa waktu yang lalu saat aku tugas disana dengan mendengarkan mereka, member-memberku.
“Masalahnya dimana?” tanyaku
“Ya itu Pak, suami saya”
“Ibu maunya suami ibu selalu mendukung Ibu 24 jam?”
“Iya”
“Masalahnya di Ibu, bukan di suami Ibu”
“Kok bisa Pak?
“Menurut saya, saat suami mendukung, ya Ibu jalani saja bisnis Ibu. Saat suami lagi minta perhatian lebih, ya Ibu fokus memperhatikan suami. Jangan yang lain. Itu bukan masalah. Hidup sebaiknya 'selang-seling', tidak harus fokus mikirin bisnis. Sekali-kali fokus bahagiakan suami. Itu keren”